Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Berhasil Temukan Galaksi Terjauh yang Pernah Ada, Seperti Apa?

Kompas.com - 08/04/2022, 13:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah objek merah menyala di alam semesta telah diidentifikasi sebagai galaksi terjauh yang ditemukan hingga saat ini. Astronom kemudian menamai galaksi tersebut galaksi HD1.

Fabio Pacucci, astrofisikawan dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics bersama rekan-rekannya menemukan HD1 dengan menyaring kumpulan data publik yang besar dari beberapa teleskop paling kuat yang ada.

Peneliti lalu mengamatinya lagi dengan Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) di Chili.

Seperti dikutip dari New Scientist, Kamis (7/4/2022) pengamatan kemudian menunjukkan bahwa HD1 berjarak sekitar 33,4 miliar tahun cahaya.

Baca juga: Apa yang Menjadi Pusat dari Galaksi Bimasakti?

Jarak tersebut satu miliar tahun cahaya lebih jauh dari objek terjauh sebelumnya yang pernah terlihat, sebuah galaksi yang disebut GN-z11.

Namun tak hanya soal jaraknya, galaksi ini bisa dibilang menarik karena memiliki kecerahan yang menakjubkan.

HD1 luar biasa terang dalam panjang gelombang ultraviolet, yang berarti bahwa apa pun yang menghasilkan cahayanya mungkin sangat panas.

Ada dua hal yang mungkin membuat galaksi tersebut bersinar begitu terang. Pertama, berasal dari pembentukan bintang yang sangat masif atau yang kedua, cahaya berasal dari lubang hitam supermasif aktif yang berada di pusat galaksi.

Jika jawabannya adalah ledakan bintang, HD1 harus memproduksi sekitar 110 kali massa Matahari setiap tahun.

Sementara penjelasan lain bahwa HD1 menjadi rumah bagi lubang hitam supermasif bermassa 100 juta massa Matahari akan menjadi terobosan karena para peneliti benar-benar tak yakin bagaimana itu bisa terbentuk.

Lubang hitam sendiri membutuhkan waktu untuk tumbuh dan HD1 sangat jauh sehingga kita dapat melihatnya 330 juta tahun setelah big bang, jadi tak jelas bagaimana lubang hitam bisa menjadi begitu besar dalam waktu yang begitu cepat.

Baca juga: Kenapa Galaksi yang Kita Tinggali Disebut Galaksi Bima Sakti?

Peneliti pun menyebut bahwa perlu lebih banyak pengamatan untuk memastikan jarak ekstrem HD1 serta mencari tahu mengapa itu begitu terang.

"Pada titik ini, kami benar-benar memperluas kemampuan observatorium kami," kata Pacucci.

Beruntungnya, peneliti telah diberikan waktu pengamatan dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb. Kita tunggu saja bagaimana hasilnya.

Temuan ini akan dipublikasikan di The Astrophysical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com