Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Penyebab Planet Mars Bergemuruh dan Alami Gempa Misterius

Kompas.com - 05/04/2022, 20:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru-baru ini menemukan, bahwa kondisi di planet Mars lebih bergemuruh dari yang selama ini diketahui para ilmuwan.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications pada 30 Maret 2022 itu, tim peneliti turut menggunakan teknik baru untuk mengungkapkan gempa misterius di bawah permukaan Mars.

Sejauh ini, mereka memperkirakan penyebab dari munculnya gemuruh dan gempa di planet merah ini dikarenakan aktivitas gunung berapi yang sedang berlangsung.

"Mengetahui bahwa mantel Mars masih aktif sangat penting untuk pemahaman kita tentang bagaimana Mars berevolusi sebagai planet," papar ahli geofisika dari Australian National University di Australia, Hrvoje Tkalcic dilansir dari Science Alert, Selasa (5/4/2022).

Baca juga: NASA Perpanjang Misi Helikopter Ingenuity di Mars, Apa Tugasnya?

Sebelumnyam para ilmuwan percaya bahwa tidak banyak aktivitas yang terjadi di dalam Mars. Namun, sejumlah bukti menunjukkan Mars bukanlah planet mati lantaran tepat di bawah permukaannya yang berdebu dan tandus terdapat aktivitas seismik.

"Temuan ini dapat membantu kita menjawab pertanyaan mendasar tentang Tata Surya dan keadaan inti Mars, mantel, serta evolusi medan magnetnya yang saat ini (informasinya) tidak tersedia," sambungnya.

Untuk diketahui, Mars adalah planet yang memiliki sangat sedikit medan magnet. Biasanya, medan magnet Mars dihasilkan di dalam planet melalui sesuatu yang disebut sebagai dinamo.

Dinamo merupakan fluida yang berputar, bergerak, dan menghantarkan listrik yang mengubah energi kinetik menjadi energi magnet, sehingga memutarkan medan magnet ke luar angkasa. Sedikitnya medan magnet di Mars, kata peneliti, mengartikan kurangnya aktivitas planet.

Keberadaan medan magnet memperlihatkan perbedaan antara planet hidup dan planet mati.

Di Bumi, medan magnet melindungi makhluk hidup dari radiasi kosmik yang mungkin menghancurkan kehidupan.

Sementara di Mars, tingkat radiasi jauh lebih tinggi, meskipun lebih rendah dari Matahari.

"Semua kehidupan di Bumi dimungkinkan karena medan magnet Bumi dan kemampuannya untuk melindungi kita dari radiasi kosmik, jadi tanpa medan magnet kehidupan seperti yang kita tahu tidak akan mungkin terjadi," ujar Tkalcic.

Baca juga: Penampakan Kawah Mars Mirip Tunggul Pohon Beri Petunjuk Iklim Masa Lalu Planet Merah

 

Mars mengalami aktivitas seismik

Ketika pesawat InSight NASA tiba di Mars pada November 2018, aktivitas di planet ini mulai terdengar.

Para peneliti mengatakan bahwa InSight berhasil merekam Mars yang bergemuruh, dan terdeteksi adanya ratusan gempa. Bagi mereka, temuan ini cukup untuk memberikan peta detail interior Mars.

Mengetahui hal tersebut, Tkalcic dan rekannya yaitu ahli geofisika dari Chinese Academy of Sciences, Weijia Sun akhirnya mencoba mengidentifikasi gempa Mars yang mungkin luput dari perhatian InSight NASA.

Baca juga: Peneliti Kanada Mengeklaim Temukan Cara ke Mars Hanya dalam 45 Hari

Mereka menggunakan dua teknik tidak konvensional yang baru-baru ini diterapkan pada geofisika, untuk mencari peristiwa seismik dalam data InSight.

Berdasarkan sembilan pola gempa Mars yang diketahui, keduanya berhasil mendeteksi 47 peristiwa seismik baru, berasal dari wilayah di Mars yang disebut Cerberus Fossae, retakan hasil patahan yang telah memisahkan kerak Bumi.

Kemudian para peneliti mencari tahu penyebab gempa tersebut, dan menemukan tidak ada pola tertentu saat terjadinya gempa.

"Kami menemukan bahwa marsquake (gempa Mars) ini berulang kali terjadi sepanjang hari di Mars, sedangkan marsquake yang terdeteksi dan dilaporkan oleh NASA di masa lalu tampaknya hanya terjadi pada tengah malam ketika planet ini lebih tenang," jelas Tkalcic.

Sebagian besar peristiwa seismik tersebut menyerupai bentuk gelombang dari dua gempa Cerberus Fossae, yang terjadi pada bulan Mei dan Juli 2019 lalu.

Temuan ini juga menunjukkan, bahwa peristiwa gempa yang lebih kecil erat kaitannya dengan gempa Mars yang lebih besar.

"Oleh karena itu, kami dapat berasumsi bahwa pergerakan batuan cair di mantel Mars adalah pemicu 47 gempa Mars yang baru terdeteksi di bawah area Cerberus Fossae," tuturnya.

Menurut analisis dari fitur di permukaan Mars di Cerberus Fossae, area tersebut telah aktif secara vulkanik baru-baru ini, sejak 10 juta tahun terakhir yang lalu.

Gempa Mars secara tidak langsung membantu kita memahami apakah konveksi terjadi di dalam interior planet, dan jika konveksi ini terjadi, yang sepertinya didasarkan pada temuan kami, maka pasti ada mekanisme lain yang berperan yang mencegah medan magnet dari berkembang di Mars," ucap Tkalcic.

Aktivitas yang diidentifikasi oleh Sun dan Tkalcic dikaitkan dengan gerakan berulang magma di mantel Mars, yang juga menunjukkan bahwa Mars lebih aktif secara vulkanik dan seismik daripada yang diduga.

"Memahami medan magnet Mars, bagaimana ia berevolusi, dan pada tahap mana sejarah planet itu berhenti jelas penting untuk misi masa depan dan sangat penting jika para ilmuwan suatu hari berharap untuk membangun kehidupan manusia di Mars," tandasnya.

Baca juga: China Bagikan Potret Planet Mars yang Diambil dari Misi Tianwen-1, Seperti Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com