Peneliti mencatat kopi berkafein 60 persen lebih efektif daripada air untuk merangsang aktivitas motorik usus besar, sementara kopi tanpa kafein setidaknya memberikan efek pada pergerakan usus hingga 23 persen.
Sejumlah peserta dari penelitian lain pun mengatakan, minum kopi mendorong mereka untuk buang air besar.
Setelah melakukan serangkaian tes, aktivitas usus tampak meningkat dalam waktu empat menit setelah minum kopi hitam tanpa pemanis, efek ini berlangsung selama 30 menit.
"Hasil tersebut mungkin mengartikan bahwa kopi tidak secara langsung berhubungan dengan lapisan usus besar tetapi lebih memengaruhinya melalui mekanisme gastrokolik," terang Staller.
Baca juga: Minum Setara 200 Cangkir Kopi, Pria Inggris Meninggal karena Overdosis Kafein
Minum kopi memengaruhi hormon dan asam lambung
Kopi, lanjut Staller, mungkin telah merangsang pelepasan hormon gastrin yang memproduksi asam lambung.
Menurutnya, asam lambung dapat membantu mencerna makanan dan mendorong aktivitas di kolon.
Sehingga, ketika kopi masuk ke saluran pencernaan, seseorang bisa saja merasa sakit perut dan ingin buang air besar.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal National Center for Biotechnology Information tahun 2009, minum kopi mempercepat waktu yang dibutuhkan makanan untuk masuk ke usus kecil.
"Beberapa senyawa dalam kopi juga dapat berinteraksi dengan reseptor opioid di saluran pencernaan, yang memengaruhi fungsi usus," ujar Staller.
Di sisi lain, ahli gizi terdaftar Jerlyn Jones mengatakan, bahwa krimer susu dalam kopi mungkin merupakan salah satu penyebab kenapa minum kopi kerap mendorong orang untuk buang air besar. Kondisi ini, menurutnya, dapat diakibatkan karena intoleransi laktosa.
"Salah satu cara untuk mengetahui apa yang membuat Anda pergi ke kamar mandi (untuk buang air besar) adalah dengan minum kopi tanpa krim susu atau susu dan melihat gejalanya selama beberapa hari," kata Jones.
Apabila gangguan pencernaan setelah minum kopi terus-menerus terjadi, Jones menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna mengetahui kondisi kesehatan.
Dia pun merekomendasikan lebih banyak konsumsi serat dalam makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
"Rata-rata orang dewasa Amerika Serikat hanya mengonsumsi 12 sampai 14 gram serat sehari. Padahal pedoman diet 2020-2025 untuk orang Amerika merekomendasikan 25 sampai 30 gram serat sehari untuk orang dewasa," pungkas Jones.
Baca juga: 8 Manfaat Minum Kopi, Bisa Turunkan Risiko Kanker hingga Stroke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.