Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Membedakan Batuk Tuberkulosis dengan Covid-19?

Kompas.com - 24/03/2022, 16:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia, setelah India dan China.

Indonesia menyumbang kasus baru mencapai 824 ribu dan 93 ribu kasus kematian per tahun atau setara dengan adanya 11 kematian per jam.

Penyakit TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru-paru, namun ada organ tubuh lain yang juga dapat terserang penyakit tuberkulosis, seperti tulang belakang, kelenjar getah bening, kulit, ginjal, dan selaput otak.

Baca juga: Tuberkulosis: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya

Dokter Spesialis Paru dr Erlina Burhan, Sp.P (K) mengatakan, bagi pasien yang terdiagnosis terinfeksi penyakit TB, maka harus melakukan terapi pengobatan hingga selesai.

“Pengobatan (penderita TB) harus sampai selesai,” ujar Erlina dalam webinar yang diadakan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Rabu (23/3/2022).

Erlina menjabarkan, terdapat beberapa gejala yang dapat diwaspadai sebagai penyakit tuberkulosis, dengan gejala terbanyak yang dilaporkan adalah batuk dalam jangka waktu panjang.

Selain itu, gejala terinfeksi TB meliputi sesak napas, batuk darah, demam dalam periode yang lama, lemas, penurunan berat badan, keringat malam, dan penurunan nafsu makan.

Di tengah pandemi Covid-19, mayoritas pasien dengan infeksi dari virus corona juga melaporkan gejala batuk. Hal ini membuat batuk dari infeksi Covid-19 dan tuberkulosis sedikit samar untuk membedakannya.

Lantas, bagaimana membedakan batuk TB dengan Covid-19?

Menurut Erlina, batuk yang diakibatkan oleh tuberkulosis berbeda dengan batuk dari infeksi Covid-19.

Ia menjelaskan, batuk akibat infeksi TB biasanya berdahak, sedangkan batuk yang timbul dari infeksi Covid-19 adalah batuk kering.

“Membedakannya dengan Covid-19, batuk Covid-19 kering, batuk TB dahak,” kata dia.

Erlina menegaskan, orang normal atau orang sehat tidak akan mengalami batuk, sehingga apabila seseorang batuk secara terus-menerus, maka dapat mengarah ke suatu penyakit.

“Kalau batuk terus-menerus mestinya ada penyakit, umumnya secara normal orang tidak batuk,” tutur dia.

Apabila batuk hilang timbul, lanjutnya, berulang lebih dari dua minggu, maka kemungkinan terpapar TB.

“Tanyakan gejala lain seperti lemas, nafsu makan turun, berat badan turun,” papar Erlina.

Baca juga: Kemenkes Sebut Tuberkulosis di Indonesia Masuk 3 Besar Kasus Terbanyak di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com