Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dialami Hilman Hariwijaya Sebelum Meninggal, Ketahui 7 Jenis Penyakit Lever yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 10/03/2022, 11:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Penulis novel Lupus, Hilman Hariwijaya, meninggal dunia pada Rabu (9/3/2022) pukul 08.02 WIB, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Menurut Adik Hilman, Selman Hariwijaya, penyebab meninggalnya sang kakak dikarenakan penyakit lever yang telah lama diidapnya.

"Sudah lama mengidap lever, paru-paru, sejak September 2021 stroke, komplikasi," ungkap Selman Hariwijaya seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Selman berkata, sebelumnya Hilman Hariwijaya juga sempat dirawat di rumah sakit kondisi kesehatannya yang terus menurun. Sayangnya, tidak disebutkan lebih terperinci jenis penyakit lever apa yang diderita Hilman.

Dilansir dari Healthline, Kamis (18/11/2021) penyakit lever merupakan istilah umum yang mengartikan kondisi tertentu yang memengaruhi organ hati, dan bisa mengganggu fungsinya.

Baca juga: Remaja Pria dengan Obesitas Lebih Berisiko Kanker Liver

Lantas, apa saja gejala penyakit lever yang dapat dikenali?

Sebenarnya, gejala penyakit lever seperti yang dialami Hilman Hariwijaya sebelum meninggal sangat bervariasi, dan bergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Namun, organisasi non-profit Hepatitis NSW di Australia menyebutkan beberapa tanda yang umumnya bisa mengindikasikan penyakit lever, di antaranya:

  • Kulit dan mata tampak kekuningan, yang biasanya dikenal sebagai penyakit kuning
  • Tinja berwarna pucat, berdarah, atau hitam
  • Perut membesar, yang mungkin membuat tidak nyaman saat berbaring atau makan
  • Terjadinya perubahan terkait suasana hati, pola tidur, dan fungsi kognisi

Jenis-jenis penyakit lever

Terdapat sejumlah kondisi yang dapat memengaruhi kesehatan lever. Beberapa di antaranya diketahui bisa mengganggu fungsinya, sehingga harus diwaspadai. Adapun beberapa jenis penyakit lever yang perlu Anda ketahui, antara lain:

1. Penyakit perlemakan hati

Penyakit perlemakan hati atau penyakit fatty lever diakibatkan karena terjadinya penumpukan lemak di hati. Ada dua tipe utama perlemakan hati yang harus Anda ketahui, termasuk:

  • Penyakit perlemakan hati alkoholik yang disebabkan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Serta penyakit perlemakan hati non-alkohol dan disebabkan faktor lain yang masih didalami oleh para ahli. Artinya, penyebab dari kondisi ini masih belum jelas hingga sekarang.

Apabila tidak dirawat dengan baik, kedua jenis penyakit perlemakan hati berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ, yang memicu sirosis dan gagal hati.

Diet serta perubahan gaya hidup sehat dipercaya dapat memperbaiki gejala, ataupun mengurangi risiko komplikasi dari penyakit perlemakan hati.

2. Gagal hati

Gagal hati kronis terjadi saat sebagian besar hati rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

Gagal hati biasanya berkaitan dengan penyakit lever dan sirosis hati. Sejumlah gejala mungkin bisa dirasakan pasien, seperti diare, kebingungan, kelelahan, mual, dan mengalami penyakit kuning.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Liver

 

3. Hepatitis

Hepatitis disebabkan karena adanya infeksi virus pada hati. Infeksi tersebut bisa mengakibatkan peradangan, ataupun kerusakan pada organ, yang membuatnya sulit untuk berfungsi secara normal.

Hampir semua jenis hepatitis menular, tetapi Anda dapat mencegahnya dengan vaksinasi hepatitis A serta hepatitis B.

Selain itu, Anda dapat mengurangi risiko penularannya dengan tidak menggunakan jarum suntik bergantian, dan melakukan seks aman.

Penyakit hepatitis juga dibagi ke dalam lima jenis, meliputi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis D.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Penyakit Liver yang Harus Diwaspadai

4. Kanker hati

Jenis kanker hati paling umum adalah karsinoma hepatoseluler yang cenderung berkembang sebagai beberapa kanker kecil di organ lever, meskipun dapat dimulai sebagai tumor tunggal.

Kanker hati adalah kanker yang biasanya pertama kali berkembang di hati. Ini tidak seperti jenis kanker hati sekunder, yang dimulai di area lain dalam tubuh kemudian menyebar ke hati.

5. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan keliru menyerang sel-sel sehat di tubuh. Beberapa kondisi autoimun yang menyerang sel dan organ hati, misalnya:

  • Hepatitis autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang lever, sehingga terjadi peradangan.
  • Sirosis bilier primer atau primary biliary cirrhosis (PBC) yang merupakan rusaknya saluran empedu di organ hati. Sehingga menimbulkan penumpukan empedu dan bisa menyebabkan sirosis hati maupun gagal hati.
  • Kolangitis sklerosis primer adalah peradangan yang mengakibatkan kerusakan pada saluran empedu.

6. Kondisi genetik

Penyakit lever juga disebabkan karena kondisi genetik, atau diturunkan dari anggota keluarga.

Beberapa di antaranya adalah hemochromatosis yang menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak zat besi daripada yang dibutuhkan, dan dapat menimbulkan kerusakan hati.

Kemudian penyakit Wilson yang menyebabkan hati menyerap tembaga alih-alih melepaskannya ke saluran empedu, lalu fungsi organ akan terganggu.

Kondisi lainnya dikarenakan alpha-1 antitrypsin (AT), sejenis protein yang dapat memicu penyakit paru-paru dan penyakit lever.

7. Sirosis hati

Sirosis hati mengacu pada jaringan parut yang dihasilkan dari penyakit lever dan kerap menjadi penyebab kerusakan hati lainnya.

Semakin banyak jaringan parut yang berkembang, maka semakin sulit lever untuk berfungsi dengan baik.

Pada tahap awal, sirosis sangat bisa untuk dapat diobati. Namun, jika tidak dikelola justru dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain.

Baca juga: 5 Kebiasaan yang Merusak Organ Hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com