Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Dua Bibit Siklon Terpantau | Pembangkit Listrik Nuklir Chernobyl | Kepunahan Dinosaurus di Musim Semi | Kompleks Ritual di Yordania

Kompas.com - 26/02/2022, 09:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dua bibit siklon yang berpotensi berdampak pada cuaca di Indonesia. Ini adalah salah satu berita populer Sains sepanjang Jumat (25/2/2022).

Kedua bibit siklon tersebut yakni siklon 99S dan siklon 90S, yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia.

Invasi Rusia terhadap Ukraina akhirnya menandai dimulainya perang kedua negara tersebut. Tentara Rusia telah berhasil menduduki kota penting di Ukraina.

Bahkan, tak hanya itu, pusat pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl juga telah direbut pasukan Rusia.

Mengenal pembangkit listrik Chernobyl ini menjadi salah satu berita populer Sains sepanjang Jumat (25/2/2022).

Studi kembali dilakukan para peneliti untuk menguak peristiwa kepunahan dinosaurus. Peneliti baru menemukan bahwa peristiwa kepunahan tersebut terjadi saat musim semi.

Kompleks ritual yang diyakini berusia 9.000 tahun ditemukan para arkeolog di Yordania, menjadi salah satu berita populer Sains.

Berikut beberapa rangkuman berita populer Sains sepanjang Jumat (25/2/2022) hingga Sabtu (26/2/2022).

Dua bibit siklon terpantau dan dampak cuacanya

Dua bibit siklon terpantau di perairan Indonesia, yakni sistem bibit siklon 99S dan sistem bibit siklon 90S.

Berdasarkan pemantauan BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), bibit siklon 99S tepatnya berada di posisi 12,6 derajat LS dan 128,3 derajat BT, di mana area tersebut sudah masuk di wilayah tanggung jawab TCWC Australia.

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, sistem bibit siklon 99S memiliki tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 1001mb dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 25 knots (46 km/jam).

Potensi sistem bibit siklon 99S tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24-48 jam ke depan masih berada dalam kategori menengah, dengan potensi peningkatan sirkulasi yang semakin terorganisir untuk periode 72 jam ke depan.

Sementara itu, sistem bibit siklon 90S terbentuk dalam waktu bersamaan di perairan Samudra Hindia barat daya Sumatera, tepatnya di 13.0 derajat LS dan 95.9 derajat BT.

Adapun dampak tidak langsung yang dapat ditimbulkan dari keberadaan Sistem 90S adalah potensi gelombang tinggi 1.25 - 2.5 meter.

Selengkapnya informasi populer Sains terkait dua bibit siklon yang terpantau BMKG ini dapat dibaca di sini.

Baca juga: Dua Bibit Siklon Terpantau, Ini Dampaknya pada Cuaca di Indonesia!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com