Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Perempuan Muda Ambil Bagian Persiapkan Diri dan Lingkungan Hadapi Krisis Iklim

Kompas.com - 20/02/2022, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 24 perempuan muda Indonesia ikut serta dalam Girls Leadership Programme on Climate Change 2022 untuk mempersiapkan diri dan lingkungan sekitarnya dalam menghadapi krisis iklim.

Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2021 menyatakan, bahwa terjadi beberapa gejala perubahan iklim yang begitu signifikan selama sepuluh tahun terakhir. 

Perubahan iklim yang telah terjadi diprediksi akan berdampak secara signifikan terhadap kehidupan anak dan kaum muda, terutama anak perempuan yang termarjinalkan.

Baca juga: 82 Persen Anak Muda Indonesia Khawatirkan Masalah Perubahan Iklim di Tanah Air

Dampak krisis pangan, bencana alan, dan krisis lingkungan lainnya dikhawatirkan dapat mengurangi akses anak perempuan terhadap pendidikan dan meningkatkan kerentanan anak perempuan terhadap kekerasan dan perkawinan anak.

Di antara dampak krisis yang bisa terjadi pada perempuan muda adalah sebagai berikut.

1. Anak perempuan rentan putus sekolah di tengah krisis iklim.

2. Perkawinan anak dianggap sebagai solusi mengurangi beban ekonomi keluarga.

3. Risiko kekerasan dan eksploitasi terhadap anak perempuan meningkat.

4. Gangguan terhadap fasilitas kesehatan bisa meningkatkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dan masalah kesehatan seksual atau reproduksi pada anak perempuan.

5. Saat stok makanan menipis, anak perempuan sering tidak diprioritaskan, sehingga mereka mengalami kelaparan dan malnutrisi.

Oleh karena itu, pemerhati dan aktivis lingkungan meyakini bahwa perlu aksi nyata hadapi krisis iklim untuk memastikan kesempatan setara bagi mereka.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti mengatakan, dari banyak potensi atau risiko dampak krisis iklim yang mungkin bisa dialami oleh para kaum atau kelompok perempuan muda ini, mempersiapkan dan memberikan pengetahuan terhadap mereka tentang betapa pentingnya sadar akan bahaya krisis iklim harus dilakukan sejak sekarang.

Menurut Dini, kita tidak bisa menunggu sampai dampak krisis iklim itu sudah benar-benar terjadi dengan parahnya.

"Kami percaya dan ingin mempromosikan peran kaum muda perempuan dalam menghadapi krisis iklim," kata Din dalalm diskusi daring peluncuran Girls Leadership Programme on Climate Change 2022, Sabtu (19/2/2022).

"Mereka bukan hanya kelompok yang rentan, tapi memiliki inisiatif dan menyuarakan keresahan yang sama, yaitu perubahan iklim sudah menjadi krisis," tambahnya.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim dan Menteri Lingkungan Hidup (1993-1998), Ir. Sarwono Kusumaatmadja pun dijadikan principal mentor dalam kegiatan Girls Leadership Programme on Climate Change 2022 bertajuk 'Aksi Nyata Hadapi Krisis Iklim' yang diselenggarakan ini.

"Partisipasi kaum muda perempuan adalah investasi yang begitu baik dalam menghadapi krisi iklim," kata 

Disampaikan Sarwono, partisipasi kaum muda perempuan ini bukan berarti kita akan membebankan seluruh perjuangan menghadapi perubahan iklim kepada mereka saja.

Namun, hal ini dimaksudkan supaya daya pikir, inisiatif atau ide serta pemahaman mereka tentang betapa pentingnya belajar mitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim ini menjadii fokus utama.

Sedangkan, seluruh elemen atau kelompok masyarakat lainnya juga tetap memiliki tanggung jawab yang sama dalam perkara adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ini.

Baca juga: Anak Muda Harus Dilibatkan untuk Capai Ambisi Iklim

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com