Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Jadi Misteri, Ahli Ungkap Asal Muasal Belati Firaun Mesir Tutankhamun

Kompas.com - 20/02/2022, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS - Tim peneliti baru-baru ini melakukan pemindaian sinar-X pada belati besi yang milik firaun Mesir, Tutankhamun. Peneliti ingin mengetahui bagaimana belati yang berasal dari meteorit itu dibuat.

Belati Tutankhamun sudah lama menjadi misteri. Belati ini pertama kali ditemukan ketika arkeolog memasuki ruang pemakaman Tutankhamun di Lembah Para Raja pada tahun 1920-an.
Mereka menemukan belati sepanjang 30 cm di antara kemewahan pemakaman Tutankhamun.

Namun seperti dikutip dari Gizmodo, Sabtu (19/2/2022) yang membuat arkeolog kebingungan saat itu adalah bilahnya terbuat dari besi. Sementara Zaman Besi baru dimulai satu abad setelah kematiannya.

Baca juga: Lewat Pemindaian Digital, Ahli Ungkap Rupa Mumi Firaun

Hal tersebut membuat peneliti percaya, bahwa material yang digunakan untuk membuat belati berasal dari besi meteorit yang jatuh ke Bumi dan baru ditempa kemudian.

Tetapi pertanyaannya jenis meteorit apakah yang digunakan dan bagaimana itu ditempa?

"Untuk memahami pembuatan dan asal belati, kami melakukan analisis kimia dua dimensi non-kontak dan non-destruktif dari belati," kata Tomoko Arai, peneliti dari Institut Teknologi Chiba di Jepang.

Peneliti kemudian memetakan struktur unsur bilah dengan menyinari sinar-X di atasnya, mengungkapkan konsentrasi besi, nikel, mangan, dan kobalt. Sedangkan di bintik-bintik hitam pada bilahnya, mereka menemukan belerang, klorin, kalsium, dan seng.

Peneliti juga berhasil mengidentifikasi bahwa logam yang digunakan berasal dari tipikal meteorit oktahedrit.

"Kehadiran pola di senjata Tutankhamun menunjukkan bahwa belati itu terbuat dari oktahedrit, kelompok meteorit besi terbesar," jelas Arai.

Pola di belati Mesir kuno ini juga mengungkap bagaimana itu dibuat, yaitu ditempa dengan panas yang relatif rendah, sekitar kurang dari 950 derajat Celcius.

"Kami menemukan bercak hitam kecil di beberapa tempat di permukaan.Kami pikir itu karat tapi ternyata merupakan besi sulfida yang umum terjadi sebagai inklusi dalam meteorit besi oktahedrit," papar Arai.

Meski begitu, analisis kimia tak bisa memberikan petunjuk tentang asal usul belati.

Hanya saja saat peneliti melihat serangkaian tablet berusia 3400 tahun yang dikenal sebagai Surat Amarna, disitu disebutkan mengenai belati besi dalam sarung emas.

Baca juga: Mesir Temukan Kota Emas yang Hilang, Warisan Firaun 3.000 Tahun Lalu

Belati itu disebut sebagai pemberian dari raja di wilayah Anatolia kepada Amenhotep III, kakek Tutankhamun.

Jadi bisa saja, belati luar angkasa Tutankhamun ini merupakan hadiah dari negeri tetangga.

Apalagi batu permata di gagang belati juga dilekatkan dengan plester kapur, yang biasa digunakan di wilayah Anotolia tetapi tidak populer di Mesir.

Peneliti menyebut penelitian di masa depan diperlukan untuk membantu mengkonfirmasi lebih lanjut mengenai belati ini.

Temuan dipublikasikan di Meteoritics & Planetary Science.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com