Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Makan Bambu, Bagaimana Panda Bertahan Hidup?

Kompas.com - 19/02/2022, 20:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Namun, pucuk kedua bambu memiliki kadar kalsium yang rendah, yang mendorong panda menuju perubahan pola makan berikutnya pada pertengahan Juli. 

Di waktu-waktu ini, daun bambu panah muda yang kaya akan kalsium menjadi menu andalan panda.

Tim peneliti menemukan, pola makan ini tampaknya memengaruhi reproduksi panda. 

Meskipun panda kawin di musim semi, mereka menjalani "implantasi tertunda", yakni embrio dalam keadaan terhenti perkembangannya di dalam rahim induk sampai menempel dan melanjutkan pertumbuhan. 

Penelitian berspekulasi bahwa embrio panda akan kembali perkembangan setelah ada cukup kalsium dalam makanan.

Baca juga: Video Hewan, Panda Ini Lebih Pilih Ngemil Bambu Dibanding Kawin

Pada bulan Agustus, panda betina akan kembali ke tempat yang lebih rendah dan melahirkan bayi panda kecil berwarna merah muda. 

Saat itu, para indukan mulai makan daun bambu kayu muda yang memiliki nutrisi yang cukup, termasuk kalsium yang diperlukan untuk menyusui. 

Pertanyaan berikutnya, bagaimana panda bertahan di musim dingin dengan makanannya yang terbatas? 

Daun bambu kayu menua selama musim ini dan tingkat nutrisinya pun turun hingga menyebabkan kematian yang tinggi di antara panda. 

Catatan dari Qinling menunjukkan, di antara 25 kasus panda yang mati atau sakit selama 37 tahun terakhir, lebih dari setengahnya terjadi pada bulan maret dan april, tepat setelah musim dingin.

Baca juga: Serba-serbi Hewan: Bagaimana Panda Berkomunikasi Satu Sama Lain?

Tetapi, ahli biologi satwa liar, Dajun Wang dari Peking University, mengatakan bahwa panda mungkin mendapatkan nutrisi dari tempat lain juga. 

"Saya telah melihat mereka mengais dari waktu ke waktu." "Mereka mungkin juga mendapatkan kalsium dan nutrisi lain dari menjilati batu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com