Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye UNICEF #DihantuiTai, 70 Persen Sumber Air Minum di Indonesia Tercemar Limbah Tinja

Kompas.com - 12/02/2022, 19:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Hampir 70 persen sumber air minum rumah tangga di Indonesia tercemar limbah tinja, dan kampanye dengan tagar #DihantuiTai pun ramai digalakkan UNICEF.

UNICEF adalah United Nations International Children's Emergency Fund (Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Kampanye UNICEF bertajuk #DihantuiTai bertujuan memberikan pemahaman kepada keluarga-keluarga Indonesia tentang sanitasi aman dan dampak pencemaran sumber air oleh tinja terhadap kesehatan masyarakat.

UNICEF dalam keterangan resminya menyampaikan dasar kampanye baru sanitasi aman dengan tagar #DihantuiTai ini merupakan tanggapan dari hasil studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), 2020.

Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia ternyata telah tercemar limbah tinja dan menyebabkan penyakit diare.

Kondisi air minum rumah tangga yang tercemar limbah tinja ini juga disebutkan turut menjadi penyebab utama kematian balita.

Baca juga: Paracetamol di Teluk Jakarta, Keamanan Kualitas Air Minum Kita Terancam?

 

UNICEF menyatakan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam meningkatkan mutu sanitasi dasar.

Namun, angka rumah tangga yang memiliki sarana toilet dengan sambungan tangki septik yang tertutup dan yang rutin membersihkan tangkinya minimal satu kali dalam lima tahun adalah kurang dari 8 persen.

Akibatnya, limbah tinja tidak terkelola dengan baik sehingga mencemari lingkungan dan sumber air sekitar.

Perwakilan Sementara UNICEF Robert Gass menyampaikan, #DihantuiTai mengambil inspirasi dari film dan acara televisi yang populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Di dalam kampanye ini, tim ‘pemberantas tinja’ memiliki misi menyelamatkan wilayah-wilayah yang dihantui oleh tinja.

“Sanitasi yang aman bisa mengubah kehidupan anak-anak dan membuka kesempatan untuk mereka mewujudkan potensi dirinya,” ujar Gass.

“Sayangnya, ada begitu banyak anak yang tinggal di daerah-daerah terdampak sanitasi tidak aman dan hal ini mengancam setiap aspek pertumbuhan mereka," tambah Gass menjelaskan kampanye UNICEF dalam mengungkapkan dampak sumber air minum tercemar limbah tinja di Indonesia.

Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan Pasok Air Minum untuk Pengungsi Rohingya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com