KOMPAS.com - Hari ini di tahun 1970, Jepang meluncurkan satelit buatan manusia pertama di negaranya, yang dinamai Ohsumi.
Satelit ini diluncurkan oleh Institute of Space and Aeronautical Science (1946-1981) pada 11 Febuari 1970, di Pusat Luar Angkasa Kagoshima, yang saat ini sebagai Pusat Luar Angkasa Uchinoura. Peluncuran dilakukan melalui roket Lambda L-4S-5.
Dituliskan UTokyo, nama satelit berasal dari Semenanjung Ohsumi, yang merupakan lokasi peluncuran. Satelit ini mempunyai panjang 1 meter, diameter terlebar 48 cm, dan berat 24 kg.
Baca juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Mengorbit Dekat Matahari
Satelit Ohsumi mempunyai jenis orbit berbentuk bulat panjang dengan periode orbit selama 145 menit.
Ohsumi dilengkapi dengan dua antena tipe cambuk berilium-tembaga (polarisasi melingkar). Untuk catu daya, diusung baterai silver oxide-zinc berkapasitas 5 Ah.
Peluncurannya yang sukses, terjadi 15 tahun setelah pengujian peluncuran horizontal roket Pencil, dan menjadikan Jepang negara keempat di dunia (setelah bekas Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Perancis), yang meluncurkan satelit tanpa bantuan dari sumber luar.
Peluncuran ini menjadi sejarah penting, dikarenakan menjadi salah satu dari sedikit kasus di dunia di mana satelit berhasil dikembangkan untuk tujuan non-militer, sebagai bagian dari penelitian akademis yang dilakukan oleh lembaga universitas.
Ohsumi terus menerus mengitari Bumi selama 33 tahun setelah dilepaskan ke orbit, dan masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Agustus 2003. Kembalinya satelit ini, menandakan misi telah selesai.
Baca juga: Ribuan Satelit Mengorbit Bumi, Apa Dampaknya bagi Kita?
Melansir laman resmi ISAS, sekitar dua setengah jam setelah peluncuran, sinyal radio dari Ohsumi diterima di Uchinoura untuk mengonfirmasi revolusi pertamanya di sekitar bumi.
Tingkat sinyal radio berangsur-angsur turun dan keesokan harinya, 12 Februari 1970, selama revolusi ke-6, menjadi sangat redup.
Sinyal tidak lagi dapat dideteksi selama revolusi ke-7, dan diyakini bahwa Ohsumi hilang selama 14-15 jam setelah peluncuran yang kemungkinan disebabkan oleh pengurangan kapasitas daya yang cepat, dikarenakan suhu yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Satelit ini terus mengorbit bumi, dan pada 2 Agustus 2003 kembali memasuki atmosfer dan terbakar.
Lokasi masuknya berada di sekitar 30,3 dejarat LU dan 25 derajat BT, di atas Afrika Utara, perbatasan antara Mesir dan Libya.
Baca juga: Berapa Banyak Satelit yang Mengorbit Bumi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.