Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Ungkap Kasus Covid-19 pada Anak di Indonesia Meningkat 1.000 Persen

Kompas.com - 10/02/2022, 13:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, kasus Covid-19 pada anak di Indonesia terus meningkat, bahkan sampai 1.000 persen dibandingkan Januari 2022.

"Jadi kalau dari Januari (ke Februari) naik 10 kali lipat atau 1.00 persen lebih. Kalau dari pekan kemarin naik 300 persen," kata Piprim dalam konferensi pers Launching Buku Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022).

Untuk diketahui, IDAI mencatat data kasus Covid-19 pada anak-anak per 7 Februari 2022, meningkat 1.000 persen atau 10 kali lipat dari kasus pada Januari 2022.

Baca juga: Anak di Bawah Usia 5 Tahun Belum Boleh Divaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Kasus Covid-19 anak tercatat sebanyak 676 kasus pada 24 Januari 2022. Kasus konfirmasi positif Covid-19 pada anak ini terus mengalami tren naik yang cukup tajam.

Data per 31 Januari 2022, konfirmasi positif Covid-19 pada anak di Indonesia menjadi 2.775 kasus dan meningkat signifikan lagi sampai pada 7 Februari 2022 yang sudah mencapai 7.190 kasus Covid-19 pada anak.

"Artinya naiknya berapa kali? 300 persen ya laporan dari teman-teman (IDAI) di cabang, kenaikannya 300 persen dari sebelumnya (31 Januari 2022)," kata dia.

"Kalau dibanding Januari 676 kasus, menjadi 7.990 kasus (7 Februari) itu berarti udah 1.000 persen lebih atau 10 kali lipat lebih," tambahnya.

Hal ini dianggap sangat mengkhawatirkan, dan Piprim mengingatkan bahwa masyarakat atau orangtua tidak lagi boleh menyepelekan permasalahan ini.

Terlebih lagi, saat ini Indonesia sedang mengalami lonjakan kasus gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Varian Omicron dan varian Delta yang saat ini mendominasi infeksi kasus Covid-19 di Indonesia cenderung memiliki kemampuan lebih cepat dalam transmisi atau penularannya.

Nah, infeksi beragam varian Covid-19 ini tidak pernah hanya memilih menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa menyerang anak-anak.

"Ingat ya, anak-anak itu bisa terkena Covid-19. Jadi, jangan berpikir hanya orang dewasa yang berisiko. Anak-anak juga sama risikonya," kata Piprim.

Piprim mengingatkan, orangtua tidak boleh menyepelekan dan harus mulai menyadari kasus infeksi Covid-19 ini, apalagi gejala Covid-19 terutama varian Omicron yang saat ini mendominasi kasus infeksi pada anak paling sering ditemukan hanya berupa gejala batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.

"Jadi, sebagian besar ya mereka (anak terinfeksi Covid) gejalanya dari saluran pernapasan, batuk, pilek, nyeri tenggorokan. Ya hampir sama kayak flu biasa," kata dia.

"Kalau ketemu anak batuk, pilek, anget (panas badan), waspada tertular varian (Omicron) ini," tambahnya.

Namun, ada pula sebagian anak-anak yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala, dan sebagian lainnya anak-anak yang memiliki komorbid dan belum pernah divaksin akan memiliki gejala yang sedang-berat.

Baca juga: Waspada Gejala Omicron pada Balita, Anak-anak, Dewasa, dan Lansia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com