Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Kasus Desa Wadas, WALHI Mengutuk Keras Tindakan Sewenang-wenang Kepolisian

Kompas.com - 09/02/2022, 17:48 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Rencana penambangan batu andesit di Desa Wadas memunculkan polemik kasus di antara masyarakat dan aparat. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengutuk keras tindakan sewenang-wenang yang dilakukan pihak kepolisian di Desa Wadas.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Yogyakarta, Halik Sandera dalam menanggapi tindakan ribuan personil aparat kepolisian yang merangsek masuk ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo tanpa pemberitahuan.

"Kapolri harus memberi atensi terhadap persoalan ini. Tindakan sewenang-wenang kepolisian terhadap warga Desa Wadas sama sekali tidak  menunjukkan komitmen terhaap semangat perlindungan Hak Asasi Manusia dan sikap humanis dari kepolisian," kata Halik kepada Kompas.com, Selasa (8/2/2022).

Walhi menagih komitmen kepolisian untuk lebih bersikap humanis dalam menghadapi rakyat.

Kronologi polemik Desa Wadas

Halik menjelaskan, dari laporan yang diterima Walhi, ribuan personil kepolisian tersebut datang dengan membawa serat peralatan lengkap seperti tameng, senjata dan anjing polisi.

Dalihnya, Kepolisian mengawal proses pengukuran lahan yang dilakukan oleh tim pengukuran dari Kantor Pertanahan Purworejo. 

Aksi Kepolisian di lokasi dibarengi dengan intimidasi dan pengepungan di beberapa titik lokasi rumah warga dan masjid yang sedang digunakan untuk mujahadah.

Baca juga: Polemik Syuting TMTM di Posko Bencana, Ini Akar Masalah Sinetron Indonesia

 

Kronologi polemik kasus Desa Wadas ini diketahui sejak hari Senin, 7 Februari 2022, ribuan personil Kepolisian memang sudah berkumpul dan melakukan apel di Polres Purworejo. 

Halik juga kemudian mendapat informasi bahwa sore harinya ribuan personil tersebut mendirikan beberapa tenda di Lapangan Kaliboto yang lokasinya tak jauh dari pintu masuk ke Desa Wadas. 

Pada malam harinya, hanya Desa Wadas yang mengalami mati lampu dan hilang sinyal. 

“Ada indikasi kesengajaan dalam mematikan listrik dan membuat down sinyal di Desa Wadas, karena hanya terjadi di satu lokasi tidak di Desa sekitar yang lain," jelasnya.

Hingga siang hari ini, Polisi telah memabawa paksa salah satu pengurus organisasi Gempa Dewa. Warga yang hendak sholat ke masjid pun ditangkap. Sampai saat ini masih terus berkembang informasi beberapa warga terus ditangkapi. 

Berawal persoalan tanah pertambangan andesit

Akar polemik kasus Desa Wadas merupakan konflik agraria di desa tersebut yang bermula dari rencana pembangunan Bendungan Bener yang akan menampung air dari Sungai Bogowonto. Pembangunan ini rencananya akan menggunakan batu andesit Wadas yang ditambang di desa ini.

Baca juga: Polemik Lobster, Bagaimana Potensi Benih Lobster Alam di Laut Indonesia?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com