Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2022, 08:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Gejala penyakit OCD

Jika seseorang menderita OCD, ia biasanya sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

Dilansir dari NHS, wanita terkadang dapat mengalami OCD selama kehamilan atau setelah melahirkan.

Obsesi mungkin termasuk khawatir akan membahayakan bayi atau tidak mensterilkan botol susu dengan benar. Kompulsi bisa berupa hal-hal seperti berulang kali memeriksa pernapasan bayi.

Penyebab penyakit OCD dan faktor risikonya

Dilansir dari WebMD, para dokter belum yakin mengapa seseorang bisa menderita OCD. 

OCD sedikit lebih umum dialami oleh wanita daripada pria dan gejalanya kerap muncul pada remaja atau dewasa muda.

Baca juga: Mengenal Psikolog Klinis dan Perannya Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia

Adapun faktor risiko OCD meliputi:

  • Orang tua, saudara kandung, atau anak yang menderita OCD
  • Perbedaan fisik di bagian tertentu pada otak
  • Depresi atau kecemasan
  • Pengalaman dengan trauma
  • Riwayat pelecehan fisik atau seksual

Terkadang, seorang anak mungkin mengalami OCD setelah infeksi streptokokus. 

Ini disebut gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com