Jika seseorang menderita OCD, ia biasanya sering mengalami pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.
Dilansir dari NHS, wanita terkadang dapat mengalami OCD selama kehamilan atau setelah melahirkan.
Obsesi mungkin termasuk khawatir akan membahayakan bayi atau tidak mensterilkan botol susu dengan benar. Kompulsi bisa berupa hal-hal seperti berulang kali memeriksa pernapasan bayi.
Dilansir dari WebMD, para dokter belum yakin mengapa seseorang bisa menderita OCD.
OCD sedikit lebih umum dialami oleh wanita daripada pria dan gejalanya kerap muncul pada remaja atau dewasa muda.
Baca juga: Mengenal Psikolog Klinis dan Perannya Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia
Adapun faktor risiko OCD meliputi:
Terkadang, seorang anak mungkin mengalami OCD setelah infeksi streptokokus.
Ini disebut gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik yang terkait dengan infeksi streptokokus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.