Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2022, 08:31 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Resistensi antimikroba (AMR) menjadi salah satu penyebab kematian secara global, yang membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya dibandingkan HIV/AIDS dan Malaria.

Kematian akibat resistensi antimikroba mencapai 700 ribu orang per tahun dan diprediksi mencapai 10 juta orang per tahun di seluruh dunia pada 2050.

Distribusinya diperkirakan terbanyak di Asia dan Afrika, sekitar 4,7 juta dan 4,1 juta masing-masing, dengan sisanya di Australia, Eropa, dan Amerika.

Lantas, apa itu resistensi antimikroba?

Resistensi antimikroba adalah kondisi yang terjadi saat bakteri, virus, jamur, dan parasit berubah seiring waktu sehingga tidak lagi merespons obat-obatan yang dimiliki seseorang.

Hal ini membuat infeksi lebih sulit diobati, meningkatkan risiko penyebaran penyakit, menyebabkan penyakit parah, dan kematian.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet mengungkapkan bahwa resistensi antimikroba telah menjadi salah satu pembunuh terbesar, dan sejauh ini belum ada tindakan cepat untuk mengendalikan ancaman tersebut.

Baca juga: 6 Strategi Turunkan Angka Resistensi Antimikroba di Indonesia

Perlu digarisbawahi, laporan terkait resistensi antimikroba ini juga memperingatkan kematian akan meningkat dan situasi dapat menjadi jauh lebih buruk apabila dunia tidak segera mengambil langkah-langkah pengendaliannya.

“Para ilmuwan memperingatkan kita bahwa ini adalah bom waktu dan kita tengah menuju bencana kecuali kita mulai bertindak lebih sekarang,” ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (26/1/2022).

Penyebab resistensi antimikroba

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab resistensi antimikroba ditinjau dari segi kesehatan mulai dari tidak adanya indikasi dalam penggunaan antimikroba, indikasi tidak tepat, pemilihan antimikroba tidak tepat, dan dosis yang tidak tepat.

AMR menimbulkan ancaman kesehatan global yang signifikan bagi populasi di seluruh dunia. Dengan pertumbuhan perdagangan dan perjalanan global, mikroorganisme yang resisten dapat menyebar sangat cepat sehingga tidak ada negara yang aman.

Bahaya dari resistensi antimikroba berkaitan erat dengan perilaku pencegahan dan pengobatan, sistem keamanan produksi pangan dan lingkungan.

Dalam perkembangan kesehatan global saat ini, kejadian resistensi antimikroba terkait dengan berbagai sektor seperti kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan, rantai makanan, pertanian, dan sektor lingkungan.

Baca juga: Ahli Sebut Resistensi Antimikroba Harus Segera Ditangani

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com