Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, Begini Komposisi Pangan Seimbang untuk Mencegah Stunting

Kompas.com - 26/01/2022, 19:00 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gizi yang baik menjadi pondasi penting bagi seorang anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama di lingkungan rentan.

Hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) 2021 menunjukkan 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting, dan 1 dari 10 anak mengalami gizi kurang.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yaitu tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Tidak hanya itu, kondisi tersebut juga dapat mengganggu perkembangan otak yang berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, produktivitas, dan kreativitas.

Baca juga: IDAI: ASI Ekslusif Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak

Untuk menghindari stunting, dapat dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin, dengan memastikan kecukupan asupan gizi.

Seorang bayi dan anak, dapat dipastikan pemberian asupan yang cukup, mencakup inisiasi menyusui eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan sampai dengan 2 tahun.

Saat berusia 6 bulan, dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) dengan mengutamakan asupan makanan tinggi protein hewani yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Lantas, bagaimana komposisi pangan yang dapat mencegah stunting?

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Guru Besar Ilmu Gizi FEMA IPB Prof. Dr. Hardiansyah menjelaskan bahwa pencegahan stunting harus diawali dengan prinsip mencegah sedini mungkin.

“Artinya remaja sehat bergizi baik kemudian calon penganting yang sehat dan bergizi baik merupakan langkah awal mencegah anak stunting,” ujar Hardiansyah.

Pencegahan stunting, lanjut dia, dimulai dari isi piring dengan kandungan gizi seimbang.

“Salahs satunya untuk pembentukan kolagen bagi kebutuhan tulang rawan,” jelasnya.

Secara umum, makan 3 jenis lauk pauk setiap hari maka semua kebutuhan asam amino esensial untuk pembentukan kolagen telah terpenuhi.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Stunting Menurut Kemenkes

Kebutuhan gizi untuk mencegah stunting

- Ibu hamil

Untuk ibu hamil atau sebelum bayi lahir, pangan yang dianjurkan setiap kali makan yaitu:

  • Ikan minimal 4 kali seminggu dengan porsi minimal 75-100 gr
  • Sebanyak 1-2 butir telur sehari
  • Susu
  • Pangan hewani
  • Lauk pauk

- Bayi lahir

Adapun setelah bayi lahir, pangan yang terbukti mencegah stunting meliputi:

  • ASI
  • Berbagai MP ASI
  • Telur sebanyak 0,5-1 butir setelah 6 bulan dan 1 butir setelah 1 tahun
  • Susu pertumbuhan
  • Pangan hewani
  • Lauk pauk

Baca juga: Apa Itu Stunting dan Dampaknya pada Tumbuh Kembang Anak?

 

Pangan gizi seimbang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014, pangan gizi seimbang antara lain:

- Ibu hamil

Makan pagi terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, gula 1 porsi, lemak 1 porsi, dan air putih atau air mineral 2 porsi.

Sementara itu, makan selingan pagi mencakup makanan pokok 1/2 porsi, buah 1 porsi, dan air minum 1 porsi.

Makan siang terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 2 porsi, buah 1 porsi, lemak 2 porsi, dan air putih 2 porsi

Sedangkan untuk makanan selingan siang terdiri dari makanan pokok 1/2 porsi, gula 1 porsi, air putih 1 porsi.

Makan malam terdiri dari makanan pokok 1 porsi, lauk hewani 1/2 porsi, lauk nabati 1/2 porsi, sayur 1 porsi, buah 1 porsi, lemak 1 porsi, susu 1 porsi, dan air minum 2 porsi.

Baca juga: Anak Stunting, Apa yang Dilakukan agar Tumbuh Kembang Membaik?

Berikut rinciannya:

  • Makanan pokok

Sebanyak 1 porsi makanan pokok seperti nasi sebanyak 100 gr atau 1 piring sedang. Ini dapat diganti dengan ubi jalar kuning 1 buah ukuran sedang atau 135 gr.

  • Lauk hewani

Lauk hewani merupakan 1 porsi ikan pepes 45 gr atau 1 potong ukuran sedang. Ini dapat diganti dengan daging ayam 1 potong ukuran sedang 40 gr.

  • Lauk nabati

Lauk nabati bisa dengan 1 porsi tempe goreng 50 gr atau 1 potong ukuran sedang. Ini bisa diganti dengan tahu 2 potong ukuran sedang 100 gr.

  • Sayuran

Untuk sayuran bisa dengan 1 porsi sayur bayam 100 gr sebanyak 1 mangkok kecil atau dapat diganti dengan kacang panjang 1 gelas sayuran 100 gr.

  • Buah

Kebutuhan buah bisa dengan 1 porsi pisang ambon 50 gr atau 1 buah pisang ukuran sedang, dapat diganti dengan jeruk manis 1 buah ukuran sedang sebanyak 100 gr.

  • Minuman

Untuk minuman terdiri dari 1 porsi susu atau air putih satu gelas 250 ml.

Baca juga: 3 Cara Mencegah Stunting pada Anak, Penuhi Kebutuhan Nutrisi Ibu Ketika Hamil

- Bayi

Bayi berusia 0-24 bulan harus diberikan ASI.

Saat berusia 6-9 bulan, mulai diberikan MP ASI berupa makanan lumat dan di usia 9-12 bulan diberi MP ASI makanan lembek. Menginjak usia 12-24 bulan, anak mulai dapat diberi makanan keluarga.

Frekuensi makan bayi tergantung usianya. Bayi usia 6-9 bulan per harinya dapat diberikan makanan luma 2-3 kali ditambah 1-2 kali makanan selingan ditambah ASI.

Jumlah setiap kali makan terdiri dari 2-3 dendok makan penuh setiap kali makan, dan ditingkatkan secara perlahan sampai setengah cangkir mangkok ukuran 250 ml tiap kali makan.

Pada usia 9-12 bulan, diberikan 3-4 kali makanan lembek, setengah kali makanan selingan, ditambah ASI. Porsi makanan sebanyak setengah mangkuk ukuran 250 ml.

Selanjutnya, bayi berusia 12-24 bulan per hari diberikan sebanyak 3-4 kali makanan keluarga, ditambah 1-2 kali makanan selingan dan ASI. Jumlah setiap kali makan sebanyak mangkuk ukuran 250 ml.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com