Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2022, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli genetika berencana untuk menghidupkan kembali mammoth berbulu dari kematian dalam waktu enam tahun ke depan.

Rencana itu dilakukan dengan menciptakan persilangan dengan gajah Asia.

Jika berhasil, ilmuwan telah menyusun rencana membawa mammoth berbulu ini kembali ke Kutub Utara dengan harapan dapat membantu memperlambat perubahan iklim.

Ide untuk menghidupkan mammoth ini tengah dipersiapkan oleh ahli genetika Harvard George Church bersama pengusaha teknologi Ben Lamm dengan mendirikan Colossal, sebuah perusahaan biosains dan genetika baru yang bermaksud menghidupkan kembali beberapa spesies yang punah.

Baca juga: Studi Ungkap Manusia Bukan Penyebab Mammoth Punah

Mengutip Independent, Selasa (25/1/2022) misi pertama mereka adalah menciptakan gajah hibrida yang menyerupai raksasa prasejarah yang akan berkembang biak di iklim Arktik yang dingin.

Para peneliti berencana untuk melakukan ini dengan mengambil sel-sel kulit dari gajah Asia, yang terancam punah, dan memasukkannya ke dalam sel induk dengan DNA mammoth beku untuk membuat embrio.

Pemilihan gajah Asia ini lantaran memiliki susunan DNA yang mirip 99,6 persen dengan mammoth.

Selanjutnya, embrio-embrio ini kemudian akan dibawa sampai cukup bulan oleh ibu pengganti atau dalam rahim buatan di laboratorium.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, tim ilmuwan pun berharap untuk memiliki bayi mammoth pertama dalam enam tahun ke depan.

Ilmuwan percaya, bahwa mamoth hibrida ini nantinya dapat membantu memperlambat perubahan iklim dengan cara menginjak-injak pohon rendah oksigen dan mengekspos rumput yang sehat. Mereka juga akan menangkap karbon untuk memulihkan tundra Arktik.

"Tujuan kami adalah membuat gajah tahan dingin tetapi akan terlihat dan berperilaku seperti mammoth," kata Church kepada Guardian.

Tapi tak semua yakin dengan rencana ini.

Baca juga: Mammoth Sudah Punah, tapi Bisakah Spesies Ini Dihidupkan Kembali?

Dr Victoria Herridge, ahli biologi evolusioner di Natural History Museum, mengatakan gagasan lingkungan Arktik dapat dipulihkan menggunakan kawanan mammoth adalah tak masuk akal.

Ia beralasan pada puncaknya 21.000 tahun yang lalu, diperkirakan ada 200 juta mammoth di Eurasia.

Oleh karena itu, skala di mana para ilmuwan harus melakukan percobaan akan sangat besar. Selain itu mammoth membutuhkan waktu 22 bulan untuk beranak dan 30 tahun untuk tumbuh menjadi dewasa.

Mammoth sendiri sebagian besar hidup di Kutub Utara. Mereka kemudian punah sekitar 4000 tahun yang lalu.

Ilmuwan masih berdebat soal kepunahan mereka, apakah karena perburuan manusia atau perubahan iklim. Tapi yang jelas hingga sekarang peneliti terus melakukan eksplorasi terhadap sisa-sisa mammoth yang ditemukan untuk mengetahui kehidupan mereka di masa lalu.

Baca juga: Gading Mammoth Ditemukan di Dasar Samudra Pasifik, Kok Bisa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Mengapa Lidah Jerapah Berwarna Biru?

Oh Begitu
Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, 'Rumah' Para Astronaut

Fakta-fakta Stasiun Luar Angkasa Internasional, "Rumah" Para Astronaut

Oh Begitu
10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

10 Makanan Tinggi Vitamin A yang Baik untuk Mata

Oh Begitu
Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Mengapa Buah dan Sayur Berwarna Ungu Sangat Sehat?

Oh Begitu
Berapa Lama Bintang Hidup?

Berapa Lama Bintang Hidup?

Oh Begitu
Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Manfaat Bit untuk Kesehatan yang Sayang Dilewatkan

Kita
Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Virus Baru Ditemukan di Tempat Terdalam di Dunia

Oh Begitu
Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Bagaimana Cara Membuat Margarin Bebas Lemak Trans?

Oh Begitu
Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com