Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakek Tewas Dikeroyok, Sosiolog : Main Hakim Sendiri jadi Momen Penyaluran Kekesalan Individu

Kompas.com - 25/01/2022, 17:54 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Lebih lanjut, kata Abe, momentum penyaluran kekesalan atau amarah sosial itu merupakan bagian dari frustasi sosial.

Frustasi sosial merupakan titik puncak ketika seseorang mengalami kondisi merosotnya mental emosional, batiniah, dan pandangan hidup masyarakat secara luas.

Hilangnya jaminan kepastian dan rasa aman, bertumpuknya rasa tertekan, stres, dan kecemasan, yang makin membuncah akibat derita yang berkepanjangan akan terus mengendap dan semakin mengental pekat.

Baca juga: Media Sosial Membuat Orang Merasa Ekspresi Kemarahannya Secara Online Lebih Dihargai

Nah, jika semua hal ini terakumulasi dan mencapai titik jenuhnya, maka bukan tidak mungkin suatu keadaan akan mengerucut dan mengkristal pada sebuah kondisi yang kelam, terpuruk dan terjadinya depresi hingga frustasi sosial yang meluas.

Umumnya, frustasi sosial akan memicu rentetan persoalan lainnya dalam kehidupan, terutama yang menyangkut masalah kejahatan, konflik sosial yang mengemuka, meningkatnya angka bunuh diri, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Abe juga mengaku tidak mudah untuk memberikan saran, agar kita dapat menjaga diri tidak ikut-ikutan main hakim saat ada peristiwa yang heboh terjadi di depan mata kita.

"Menurut saya, agak sulit memberikan pemahaman untuk mengontrol emosi dalam situasi amok (amuk) massa begitu. Karena itu solusi yang sangat personal dan behavioristik," jelasnya.

Sebab, selain persoalan frustasi sosial dan kemarahan sosial, anonimitas dan impersonalitas masyarakat urban juga berperan dalam tindakan nekat yang dilakukan individu massa ketika peristiwa itu terjadi.

"Anonimitas dan impersonalitas di tengah amuk massa itu, orang cenderung akan melakukan tindakan nekat, tanpa perasaan, tanpa basis kesadaran dan rasio, tanpa pandang bulu, dan berupaya memaksakan kehendak berdasarkan impulse (hasrat yang menyerang secara mendadak) masing-masing orang," ujarnya.

Baca juga: Kerusuhan Wamena, Kenapa Kemarahan karena Hoaks Bisa Sangat Merusak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com