Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Cara Menjaga Kesehatan Otak, Salah Satunya Olahraga

Kompas.com - 20/01/2022, 20:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otak merupakan organ vital dan kompleks yang dilindungi tengkorak dan selaput otak (meninges).

Salah satu organ tubuh penting ini terdiri dari sejumlah jaringan dan miliaran sel saraf pendukung. Otak terhubung dengan sumsum tulang belakang dan saraf, yang menjadi pusat perintah dan sistem saraf manusia.

Fungsi otak akan berubah seiring bertambahnya usia, seperti menurunnya kemampuan kognitif. Penurunan kognitif atau aktivitas mental merupakan hal biasa, tetapi menjadi salah satu konsekuensi penuaan yang paling ditakuti.

Gangguan kognitif tetap tidak bisa dihindari, namun terdapat beberapa cara yang dapat membantu menjaga fungsi otak. Apa saja?

Baca juga: Kabut Otak, Salah Satu Gejala Disfungsi Kognitif Akibat Covid-19

Melansir situs resmi Harvard Medical School, setidaknya terdapat 11 cara yang dapat menjaga fungsi otak, sebagai berikut:

1. Stimulasi kognitif

Para ilmuwan yang melakukan penelitian dengan tikus dan manusia menemukan bahwa aktivitas otak merangsang koneksi baru antara sel-sel saraf, bahkan dapat membantu otak menghasilkan sel-sel baru.

Selain itu, aktivitas otak akan mengembangkan plastisitas neurologis dan membangun cadangan fungsional yang memberikan perlindungan terhadap kehilangan sel di masa depan.

Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bereksperimen dengan hal-hal yang membutuhkan ketangkasan manual dan upaya kognitif seperti menggambar, melukis, membaca, menjawab teka-teki kata, mengerjakan soal matematika, hingga membuat kerajinan lain.

2. Latihan fisik

Penelitian menunjukkan, aktif menggunakan otot atau berolahraga mempunyai banyak manfaat, salah satunya menjaga kesehatan otak.

Hewan yang berolahraga secara teratur meningkatkan jumlah pembuluh darah kecil pembawa darah yang kaya akan oksigen ke wilayah otak yang bertanggung jawab dalam berpikir.

Selain itu, olahraga akan memacu perkembangan sel saraf baru dan meningkatkan koneksi antar sel otak (sinapsis). Ini menghasilkan otak yang lebih efisien, plastis, dan adaptif, yang diterjemahkan menjadi kinerja yang lebih baik pada hewan yang menua.

Olahraga juga mampu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol, membantu keseimbangan gula darah dan mengurangi stres mental, yang semuanya mendukung kesehatan otak dan jantung.

Baca juga: Studi: Virus Corona dapat Bertahan Berbulan-bulan di Hati dan Otak

3. Memperbaiki pola makan

Nutrisi yang baik akan membantu pikiran dan tubuh.

Sebagai contoh, orang yang mengonsumsi makanan Mediterania dengan menekankan buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, minyak tak jenuh (minyak zaitun), dan sumber protein nabati cenderung tidak mengalami ganggunan kognitif dan demensia.

4. Menjaga tekanan darah

Tekanan darah tinggi di usia paruh baya meningkatkan risiko penurunan kognitif di usia tua. Untuk itu, modifikasi gaya hidup untuk menjaga tekanan darah serendah mungkin.

Usahakan menjaga berat badan, berolahraga secara terarut, membatasi konsumsi alkohol, kurangi stress, dan makan dengan benar.

5. Menjaga gula darah

Diabetes menjadi faktor risiko penting untuk demensia, sehingga usahakan agar kadar gula darah dalam tubuh tetap dalam batas normal.

Diabetes dapat dicegah dengan makan yang benar, berolahraga secara teratur, dan tetap mempertahankan berat badan ideal.

Namun jika kadar gula darah tetap tinggi, maka perlu obat-obatan untuk mengontrol, dengan berkonsultasi kepada petugas kesehatan terlebih dahulu.

Baca juga: Apa yang Terjadi Pada Otak Ketika Merindukan Seseorang?

 6. Kolesterol

Kadar kolesterol LDL yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia.

Diet, olahraga, pengendalian berat badan, dan menghindari tembakau akan sangat membantu menjaga kadar kolesterol.

Akan tetapi jika membutuhkan bantuan lebih lanjut, maka dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pengobatan yang tepat.

7. Aspirin

Beberapa studi obserbasional menunjukkan bahwa aspirin dosis rendah dapat mengurangi risiko demensia, terutama demensia vaskular.

Untuk mengetahuinya, seseorang dapat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

8. Menghindari tembakau dan alkohol

Untuk tetap menjaga kesehatan otak, hindari tembakau dalam segala bentuk.

Adapun meminum minuman beralkohol secara berlebihan, juga menjadi risiko utama demensia, sehingga penting untuk membatasi konsumsinya.

Baca juga: Risiko dan Manfaat Minum Air Dingin untuk Kesehatan

9. Mengelola emosi

Orang yang cemas, depresi, kurang tidur, atau kelelahan cenderung mendapatkan skor yang buruk saat tes fungsi kognitif.

Meskipun skor buruk tes fungsi kognitif tidak selalu memprediksi peningkatan risiko penurunan kognitif di usia tua, kesehatan mental yang baik dan tidur nyenyak dapat membantu menjaga kesehatan otak.

10. Menghindari cedera otak

Cedera kepala sedang hingga berat, bahkan tanpa diagnosis gagar otak, akan meningkatkan risiko gangguan kognitif.

11. Bersosialisasi

Ikatan sosial yang kuat dikaitkan dengan risiko demensia yang lebih rendah, tekanan darah terjaga, dan harapan hidup lebih lama.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, 5 Gejala Pendarahan Otak yang Sering Diabaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com