Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2022, 11:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Alveolus adalah bagian penting dari sistem pernapasan manusia.

Alveolus merupakan kantung udara kecil berbentuk balon yang bertugas untuk memindahkan molekul oksigen serta karbon dioksida masuk dan keluar dari aliran darah.

Alveolus memiliki dinding yang sangat tipis. Hal ini memungkinkan oksigen dan karbon dioksida melewati alveolus dan kapiler, pembuluh darah yang sangat kecil, dengan mudah.

Penyakit pada organ alveolus

Kondisi medis tertentu dapat secara langsung memengaruhi alveolus. Ini disebut penyakit paru-paru alveolar.

Penyakit tersebut dapat menyebabkan alveolus menjadi meradang dan luka. 

Baca juga: Studi: Varian Omicron Berpengaruh Beda terhadap Paru-paru

Beberapa penyakit juga dapat menyebabkan alveolus terisi air, nanah, atau darah. 

Dilansir dari Very Well Health, berikut adalah 7 penyakit atau kelainan yang mungkin terjadi pada organ alveolus:

1. Radang paru-paru

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Pneumonia menyebabkan peradangan pada alveolus di salah satu atau kedua paru-paru. 

Alveolus yang meradang akibat pneumonia akan terisi dengan nanah sehingga membuat sulit bernapas.

Baca juga: Seorang Wanita yang Tak Pernah Merokok Didiagnosis Kanker Paru-paru Stadium 4, Kok Bisa?

2. Emfisema

Emfisema adalah penyakit paru-paru kronis yang umumnya berkembang pada orang dengan riwayat merokok yang panjang.

Pasien emfisema mengalami peradangan pada paru-paru. Hal ini menyebabkan kerusakan alveolus.

Alveolus yang tersisa tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Organ ini kehilangan kemampuan untuk meregang saat proses menghembuskan napas. 

Ini menyebabkan kondisi "jebakan udara", yang berarti udara tetap berada di paru-paru, bahkan setelah menghembuskan napas.

Orang yang menderita emfisema biasanya memiliki lebih banyak masalah saat menghembuskan napas daripada menghirup.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Petunjuk Pengobatan dari Otopsi Paru-paru Pasien Covid-19

Ketidakmampuan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru menyebabkan lebih banyak peregangan alveolus sehingga fungsinya semakin berkurang.

3. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. 

Penyakit ini menyebabkan tumbuhnya nodul (massa) pada jaringan paru-paru. 

Bakteri TB berkembang biak di dalam alveolus dan dapat menyebabkan kerusakan sel-sel alveolus. 

4. Proteinosis alveolus

Proteinosis alveolus paru (PAP) adalah penyakit sistem pernapasan yang langka. 

PAP menyebabkan penumpukan protein di alveolus. Ini merupakan kondisi autoimun, yakni kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat.

Baca juga: Studi Temukan Hubungan Virus Corona SARS-CoV-2 dan Sel Paru-paru Manusia

PAP biasanya dialami oleh orang dewasa yang berusia 20 hingga 50 tahun. Penyakit ini juga dapat terjadi sebagai kondisi bawaan saat lahir.

5. Karsinoma bronkioloalveolar

Karsinoma bronkioloalveolar (BAC) adalah jenis kanker paru-paru. Ini adalah subtipe dari adenokarsinoma paru, salah satu jenis kanker paru yang paling umum. 

BAC bermula di alveolus dan sering ditemukan di satu atau kedua paru-paru.

6. Sindrom gangguan pernapasan akut

Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) adalah kondisi paru-paru yang berbahaya karena menyebabkan cairan menumpuk di alveolus. 

Penyakit ini mencegah oksigen masuk ke paru-paru dan sering terjadi pada pasien yang sakit kritis.

Baca juga: Flek Paru-paru: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah

7. Sindrom gangguan pernapasan

Sindrom gangguan pernapasan (RDS) dapat ditemukan pada bayi prematur. 

Bayi yang lahir terlalu dini tidak memiliki cukup surfaktan yang melapisi alveolus. Ini berarti ada lebih sedikit area permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com