Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2022, 11:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Ketidakmampuan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru menyebabkan lebih banyak peregangan alveolus sehingga fungsinya semakin berkurang.

3. Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. 

Penyakit ini menyebabkan tumbuhnya nodul (massa) pada jaringan paru-paru. 

Bakteri TB berkembang biak di dalam alveolus dan dapat menyebabkan kerusakan sel-sel alveolus. 

4. Proteinosis alveolus

Proteinosis alveolus paru (PAP) adalah penyakit sistem pernapasan yang langka. 

PAP menyebabkan penumpukan protein di alveolus. Ini merupakan kondisi autoimun, yakni kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat.

Baca juga: Studi Temukan Hubungan Virus Corona SARS-CoV-2 dan Sel Paru-paru Manusia

PAP biasanya dialami oleh orang dewasa yang berusia 20 hingga 50 tahun. Penyakit ini juga dapat terjadi sebagai kondisi bawaan saat lahir.

5. Karsinoma bronkioloalveolar

Karsinoma bronkioloalveolar (BAC) adalah jenis kanker paru-paru. Ini adalah subtipe dari adenokarsinoma paru, salah satu jenis kanker paru yang paling umum. 

BAC bermula di alveolus dan sering ditemukan di satu atau kedua paru-paru.

6. Sindrom gangguan pernapasan akut

Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) adalah kondisi paru-paru yang berbahaya karena menyebabkan cairan menumpuk di alveolus. 

Penyakit ini mencegah oksigen masuk ke paru-paru dan sering terjadi pada pasien yang sakit kritis.

Baca juga: Flek Paru-paru: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah

7. Sindrom gangguan pernapasan

Sindrom gangguan pernapasan (RDS) dapat ditemukan pada bayi prematur. 

Bayi yang lahir terlalu dini tidak memiliki cukup surfaktan yang melapisi alveolus. Ini berarti ada lebih sedikit area permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com