Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Hadapi Gelombang Omicron, Menkes: Jangan Panik

Kompas.com - 11/01/2022, 13:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, bahwa Indonesia berpotensi menghadapi gelombang Omicron.

Akan tetapi, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dengan ancaman dari varian B.1.1.529 tersebut.

“Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron, jangan panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik," terang Menkes Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).

"Pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat. Yang penting jaga prokes (protokol kesehatan), disiplin melakukan surveilans dan percepat vaksinasi bagi yang belum dapat vaksinasi,” lanjutnya.

Menkes Budi mengatakan, transmisi varian Omicron akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan varian Delta yang sempat memicu lonjakan kasus di gelombang kedua Covid-19 di Indonesia pada Juli 2021 lalu.

Baca juga: Puncak Kasus Infeksi Omicron di Indonesia Diprediksi pada Februari-Maret

 

Namun, dia menyampaikan saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan berbagai upaya untuk menekan kenaikan kasus dan mengantisipasi potensi gelombang Omicron di Indonesia.

"Kami juga bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memastikan agar orang yang dirawat di rumah tetap mendapatkan akses konsultasi kedokteran, dan juga mendapatkan akses untuk delivery obat," paparnya.

Kemenkes mencatat setidaknya 414 kasus Omicron di Indonesia yang terkonfirmasi per Sabtu (9/1/2022).

Diungkapkan Budi, sebanyak 99 persen pasien varian Omicron di Indonesia bergejala ringan dan tanpa gejala.

Sementara, pasien Omicron di Indonesia yang masuk kategori sedang atau membutuhkan perawatan oksigen hanya dua orang, yakni pasien pria berusia 58 tahun dan 47 tahun.

Baca juga: 3 Fakta Omicron di Indonesia yang Kini Mencapai 318 Kasus

Ilustrasi varian Omicron dari riwayat perjalanan luar negeri. Kasus Omicron di Indonesia bertambah, kebanyakan berasal dari perjalanan luar negeri dari Turki.SHUTTERSTOCK/Eduard Goricev Ilustrasi varian Omicron dari riwayat perjalanan luar negeri. Kasus Omicron di Indonesia bertambah, kebanyakan berasal dari perjalanan luar negeri dari Turki.

Kedua pasien Omicron tersebut dilaporkan memiliki penyakit penyerta atau komorbid, dan sudah dinyatakan sembuh.

“Dari 414 orang yang dirawat, 114 orang (26 persen) sudah sembuh termasuk yang dua orang tadi yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan oksigen,” kata Budi.

Di sisi lain, kasus Omicron yang diidentifikasi di Indonesia saat ini didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri.

Oleh karenanya, Menkes Budi meminta masyarakat untuk menahan diri tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika tidak mendesak.

Baca juga: Varian Omicron Lebih Menular 105 Persen Daripada Delta, Studi Jelaskan

 

Obat Covid di Indonesia untuk hadapi gelombang Omicron

Selain itu, Kemenkes akan melakukan penyesuaian dengan merekomendasikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19 termasuk penggunaan obat antivirus Molnupiravir dan Paxlovid untuk terapi pasien gejala ringan.

Berdasarkan penelitian, obat Covid, Molnupiravir dan Paxlovid mampu mengurangi gejala parah hingga kematian pada pasien Covid-19.

Keduanya telah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Mengutip laman Kemenkes RI, Senin (10/1/2022) kini, obat Molnupiravir sudah mendapatkan EUA dari BPOM RI dan akan segera digunakan.

Sementara, obat Covid Plaxlovid tengah dalam proses mendapatkan EUA dari BPOM.

Baca juga: Omicron di Indonesia Capai 254 Kasus, Ini Gejala yang Paling Banyak Dikeluhkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com