Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2022, 20:30 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Oleh: Hannibal Person

TIGA perempat kotoranmu terdiri dari air dan sebagian besar sisanya adalah makanan yang tidak dicerna tubuh.

Setelah keluar dari sistem pencernaanmu, pup biasanya berwarna cokelat, terlepas dari bentuk makanan dan minuman yang kamu konsumsi, karena kotoran-kotoran itu mengandung zat kimia yang diciptakan oleh tubuhmu.

Zat kimia itu, stercobilin, adalah hasil dari kerusakan hemoglobin - protein yang mengandung zat besi dalam sel darah merah yang memungkinkan oksigen diangkut di sekitar tubuh. Tanpa stercobilin, kotoranmu mungkin akan terlihat pucat atau bahkan putih.

Itu karena sebagian besar bahan kimia yang membuat makanan kita memiliki bermacam warna akan benar-benar dipecah dalam proses pencernaan.

Sel darah merah hanya bertahan selama 120 hari sebelum mereka digantikan dengan yang baru. Saat hemoglobin mulai rusak, protein kuning yang disebut bilirubin diproduksi.

Baca juga: Kotoran Manusia Kuno Beri Petunjuk Runtuhnya Peradaban Suku Maya

Bilirubin kemudian mengalir ke hati melalui sistem peredaran darah dan dimodifikasi dan akhirnya dikeluarkan ke dalam usus kecil oleh hati dalam bentuk empedu. Empedu, cairan kuning-hijau, membantu tubuhmu mencerna dan menyerap lemak.

Saat tubuhmu menyerap dan menggunakan kembali beberapa bilirubin bersamaan ketika makanan yang kamu cerna bergerak melalui usus kecil, sisa bilirubin itu menjadi stercobilin - yang harus dibuang oleh tubuhmu.

Dan stercobilin itulah yang akan dikombinasikan dengan hal-hal yang dicerna tubuhmu, dan membuat kotoranmu berwarna cokelat saat keluar dari tubuhmu.

Warna-warna lain

Pup, yang jelas, tidak selamanya berwarna cokelat. Ia dapat keluar dengan warna yang berbeda-beda, tergantung pada apa yang kamu makan dan secepat apa makanan-makanan itu bergerak dalam sistem pencernaanmu.

Saya adalah seorang dokter yang kerap mengatasi anak-anak yang mengalami berbagai masalah pencernaan. Beberapa dari mereka mengalami diare – yaitu pup yang super cair. Warnanya bisa hijau atau kuning karena pup seperti ini mengandung sangat banyak empedu.

Saat pup dicerna terlalu cepat dalam tubuhmu, bilirubin dalam empedu tidak memiliki waktu yang cukup untuk dipecah menjadi stercobilin, yang akan membuatnya menjadi berwarna lebih coklat.

Jika kamu makan banyak, terutama makanan yang sulit untuk dicerna tubuh dengan cepat, kotoranmu mungkin akan terlihat aneh. Bagi sebagian orang, memakan buah bit (warnanya merah) bisa membuat kotoranmu menjadi merah dan urinmu berwarna kemerahan juga.

Tubuhmu tidak mungkin menyerap semua yang kamu makan dan minum. Beberapa makanan, seperti butiran jagung, tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh orang-orang. Mereka bahkan mungkin keluar dalam kotoran dengan bentuk, ukuran, dan warna yang sama seperti ketika kamu memakannya.

Baca juga: Peneliti Pelajari Kotoran Manusia Purba Neanderthal, Untuk Apa?

Meski mungkin tampak menjijikkan, saya akan menyarankan kamu untuk memeriksa kotoranmu secara teratur sebelum menyiramnya untuk memastikan bahwa kotoran itu berwarna cokelat dan licin.

Jika sebagian besar dari kotoran itu berwarna tidak biasa, seperti hitam atau putih, itu bisa menjadi tanda agar kamu segera menemui dokter. Hal yang sama berlaku untuk kotoran yang terlalu keras atau terlalu berair. Jika kotoranmu berwarna merah dan kamu tidak memakan buah bit, kamu mungkin perlu lapor dokter.

Hannibal Person

Assistant Professor of Gastroenterology and Hepatology, School of Medicine, University of Washington

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Mengapa pupku berwarna cokelat?". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com