Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen Mulai Digelar, Ini Saran Epidemiolog

Kompas.com - 05/01/2022, 08:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen sudah dapat diberlakukan di sejumlah wilayah pada Januari 2022. DKI Jakarta diketahui sebagai salah satu daerah yang sudah menggelar PTM terbatas tersebut.

Pelaksanaan PTM 100 persen, tentu menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Terlebih di tengah ancaman varian Delta dan Omicron.

Di sisi lain, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menilai situasi pandemi saat ini sudah mulai membaik dibandingkan waktu beberapa bulan terakhir.

"Dalam beberapa bulan terakhir tahun 2021, sudah banyak progres kondisi pandemi (Covid-19) juga membaik, situasi PPKM juga menurun,” ujar Sekjen Kemendikbud Ristek Suharti, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (4/1/2022).

Terkait dengan diberlakukannya PTM 2022 terbatas dengan kapasitas 100 persen, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman pun memberikan respons.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Kembali Berlangsung, Ini 13 Rekomendasi IDAI

 

Menurut dia, pembukaan sekolah adalah satu hal yang harus diprioritaskan karena sekolah sangat penting masa depan bangsa. Namun, ada berbagai hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19 selama pembelajaran tatap muka ini berlangsung.

"Mitigasinya ini yang harus kita perkuat karena yang kita hadapi adalah bukan hanya Omicron tapi juga Delta masih ada," kata Dicky dalam Live Instagram Suara Edukasi, Selasa (4/1/2022).

Dicky menyarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 selama dilakukannya sekolah tatap muka 100 persen ini, di antaranya:

  • Menjadikan vaksinasi Covid-19 sebagai syarat utama bagi orang yang terlibat dalam proses belajar mengajar tatap muka. Guru-guru, staf sekolah, dan orang tua murid harus sudah divaksin lengkap.
  • Jika ada pengajar yang masuk dalam kategori berisiko tinggi, mereka harus mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.
  • Kemudian memperbaiki ventilasi untuk sirkulasi udara di ruang kelas.
  • Membatasi jumlah anak dalam satu ruangan, salah satunya adalah menerapkan jaga jarak dua meter untuk setiap siswa.
  • Jika ruang kelas tak mencukupi, pembelajaran tatap muka bisa dilakukan di luar ruangan, atau di ruangan terbuka.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Ahli Ingatkan Prokes Ketat dan Guru Harus Sudah Divaksin

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com