Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron Transmisi Lokal di Jakarta, Datang dari Medan dan Tak Ada Riwayat ke Luar Negeri

Kompas.com - 28/12/2021, 12:42 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan mengumunkan, ada satu kasus baru infeksi Omicron transmisi lokal tanpa riwayat perjalanan luar negeri.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Covid-19 dari Kementrian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual bertajuk Perkembangan Pandemi Covid-19: Temua Kasus Transmisi Lokal Omicron, Selasa (28/12/2021).

"Sampai saat ini kita temukan 47 kasus Omicron, 46 kasus impor (penularan yang terjadi dari perjalanan luar negeri), dan 1 transmisi lokal (tanpa riwayat perjalanan luar negeri)," kata Nadia.

Baca juga: 40 dari 46 Kasus Omicron di Indonesia Sudah Divaksinasi Lengkap, Kenapa Bisa Terinfeksi?

Dalam pemaparannya, Nadia menjelaskan, pasien infeksi lokal varian Omicron ini merupakan seorang pria (27), yang berasal dari Medan.

Ia tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri pada beberap bulan terakhir.

Pasien tersebut melakukan perjalanan dari Medan ke Jakarta pada 6 Desember 2021 dengan hasil tes antigen negatif. 

Pada 17 Desember ia sempat mengunjungi salah satu restoran di Sudirman Central Business District (SCBD).

Kemudian, pada tanggal 19 Desember 2021, pria tersebut melakukan tes antigen untuk melakukan perjalanan kembali ke Medan dari Jakarta. Tes antigen yang dilakukan menunjukkan hasil positif.

Sehingga, ia diharuskan melakukan tes PCR pada tanggal 20 Desember dan ternyata hasilnya menunjukkan positif terinfeksi Covid-19.

Selama proses berbagai tes yang dilakukan tersebut, serta dengan banyak aktivitas yang dilakukannya, pria ini tidak mendapati gejala apapun.

"Kalau pada kasus pertama ini tidak bergejala, dan kita mengetahuinya pada saat yang bersangkutan akan berangkat kembali ke Medan, tetapi hasil antigennya positif," jelas Nadia.

"Setelah mendapatkan hasil positif pada tes PCR, yang bersangkutan dilakukan pemeriksaan S-gen Target Failure (SGTF) dan hasilnya positif, lalu dikirim ke RS Suliato Saroso untuk dikarantina dan diobservasi," tambahnya.

Baca juga: Peneliti Temukan 5 Gejala Utama Varian Omicron, Apa Saja?

Ilustrasi virus coronaSHUTTERSTOCK Ilustrasi virus corona

Diketahui bahwa pasien pertama kasus lokal ini sempat tinggal di sebuah apartment di Jakarta Utara.

Nadia menceritakan, memang pada awalnya pasien bersangkutan menolak dilakukan evakuasi ke RS Surlianto Saroso, tetapi setelah diberikan pemahaman dan edukasi mengenai pentingnya observasi dari infeksi yang dialaminya, akhirnya pasien tersebut setuju.

"Jadi memang yang bersangkutan awalnya menolak, tetapi saat ini sudah kooperatif dan mau melakukan swab ulang, untuk melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Kurang Efektif Lawan Varian Omicron, Jangan Abaikan Protokol Kesehatan

Bukan tanpa alasan, pria tersebut diobservasi di RS Surlianto Saroso. Menurut Nadia, tidak dikirimnya pria itu ke RS Covid-19 Wisma Atlet, karena ini kasus pertama transmisi lokal. 

"Fasilitas di rumah sakit lebih baik untuk mengobservasi kasus pertama ini. Pada prinsipnya pengendalian infeksi di rumah sakit itu akan lebih baik," ucap dia.

Sementara pasien tersebut diobservasi di rumah sakit, pihak-pihak berwenang terus melakukan tracing atau penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan pasien.

Nadia mengatakan, jumlah yang di-tracing terkait infeksi Oimcron lokal ini masih dalam penelusuran.

Sebab, kasus infeksi Omicron lokal ini melakukan banyak kegiatan saat berada di Jakarta, sehingga perlu dilakukan penelusuran terkait kegiatan pasien selama 14 hari sebelumnya.

"Restoran di SCBD dan sekitar tempat tinggal bersangkutan dilakukan tracing, bahkan juga kepada tenaga kesehatan dan kontak erat di mana ia (pasien infeksi Omicron lokal) melakukan tes PCR tersebut," jelasnya.

Baca juga: Varian Omicron 500 Persen Lebih Menular, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com