Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Erupsi Gunung Berapi, Ada Tanah Subur Menanti

Kompas.com - 22/12/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Erupsi gunung berapi tak hanya berarti duka semata. Usai itu ada berkah menanti yang bermanfaat bagi masyarakat.

Endapan material erupsi gunung berapi yang mengalami pelapukan dalam jangka waktu tertentu, ternyata akan menghasilkan tanah subur yang mendukung pertanian.

"Mineral yang terkandung dalam letusan gunung berapi akan lapuk dan mengeluarkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan untuk tanaman," ungkap Prof. Dr. Mahfud Arifin, Ir., M.S.Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Bukti tersebut didapat setelah Prof. Mahfud mempelajari erupsi Krakatau yang terjadi pada 1883.

Baca juga: 4 Gunung Berapi di Indonesia dengan Status Siaga 3 Saat Ini, Termasuk Semeru

Mengutip laman resmi Universitas Padjajaran, Selasa (21/12/2021) pada 983 atau 100 tahun pasca-erupsi Krakatau terjadi, ia dan tim ahli tanah dari Institut Pertanian Bogor melakukan studi mengenai struktur tanah di kawasan yang tertimbun material erupsi.

Bersama tim, ia menemukan kalau erupsi Krakatau membentuk tanah subur setebal 25 sentimeter.

Salah satu ciri dari tanah subur tersebut adalah berwarna hitam. Warna itu menandakan bahwa tanah mengandung nutrisi yang dilepaskan dari hasil pelapukan mineral primer.

Kandungan nutrisi itu antara lain berupa kalsium, magnesium, natrium, hingga kalium yang sangat dibutuhkan tanaman.

Temuan ini juga menunjukkan, kalau untuk membentuk kesuburan tanah dengan ketebalan 25 sentimeter memerlukan waktu yang cukup lama. Pada kasus Krakatau sendiri memerluakan waktu hingga 100 tahun.

Sehingga Prof Mahfud pun berpendapat daerah erupsi Gunung Semeru berpotensi pula bisa menjadi daerah yang sangat subur di masa depan.

Namun, bukan berarti endapan material erupsi dalam jangka pendek tak menjadi berkah.

Endapan tersebut tetap bisa digunakan, misalnya ditambang untuk menjadi bahan bangunan. Tak heran meski sering meletus daerah lereng gunung api justru padat penduduk.

Lebih lanjut, tingkat kesuburan tanah ini menurut Prof Mahfud rupanya dipengaruhi beberapa faktor.

Gugusan gunung api dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi han Maluku memiliki karakteristik berbeda. Dan Prof Mahfud menjelaskan makin ke timur wilayah gunung, maka bahan baku material vulkanik makin kaya unsur nutrisinya.

Baca juga: Mengenal Awan Panas, Hasil Letusan Gunung Berapi yang Berbahaya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com