Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Omicron Lebih Cepat Menular Dibandingkan Varian Delta, Ini Kata WHO

Kompas.com - 21/12/2021, 13:33 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber WHO,NPR


KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengumumkan, bahwa varian B.1.1.529 atau varian Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian Delta.

Sebelumnya, pada Sabtu (18/12/2021) WHO melaporkan varian Omicron telah teridentifikasi setidaknya di 89 negara, dan jumlah kasus meningkat dua kali lipat dalam satu sampai tiga hari terutama pada penularan komunitas.

Menjelaskan bagaimana varian Omicron lebih cepat menular, Direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Mike Ryan mengungkapkan ada banyak faktor yang dapat menyebabkan virus mudah menyebar, termasuk mutasi virus yang dimiliki varian Omicron.

Mutasi virus pada varian Omicron membuat protein spike pada virus lebih mudah menginfeksi sel manusia.

"Protein menempel pada reseptor yang ada untuk menginfeksi. Bentuk proteinnya, seperti kunci dan gembok di mana bentuknya sangat cocok, lalu virus akan masuk ke dalam sel dengan sangat mudah. Kemudian berhasil menyebabkan infeksi dengan lebih mudah," ujar Ryan seperti dikutip dari laman Instagram resmi WHO, Senin (20/12/2021).

Lebih lanjut, dia berkata bahwa selama dua tahun sejak merebaknya Covid-19, virus corona memiliki kemampuan untuk terus bermutasi, serta beradaptasi pada tubuh manusia yang terinfeksi.

Baca juga: WHO: Varian Omicron Dilaporkan Sudah Menyebar di 77 Negara

Sementara, varian Omicron telah mengalami perubahan genetik dan mengubah protein spike untuk masuk dan menempel pada sel manusia, sehingga penularannya pun menjadi lebih cepat, menurut WHO.

"Tetapi seperti yang saya katakan, kita belum tahu jawaban untuk pertanyaan apakah virus bertahan lebih lama dalam droplet atau udara, dan apakah virus bertahan lebih lama di permukaan," imbuh Ryan.

Di samping itu, menurut dia ada indikasi yang menunjukkan bahwa protein lonjakan mampu memasuki sel manusia dan menginfeksi sel-sel itu sendiri.

Senada dengannya, pemimpin teknis Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa varian virus baru, varian Omicron, sangat cepat menyebar dan memang lebih cepat menular dibandingkan varian Delta di berbagai negara.

"Ini masih sangat awal, jadi kami belum mengetahui lebih dalam tentang varian ini. Akan tetapi, satu hal yang kami tahu adalah bahwa varian Omicron sangat mudah menyebar (menular) di negara-negara yang telah teridentifikasi," paparnya dikutip dari laman Instagram resmi WHO, Jumat (17/12/2021).

Baca juga: Update WHO tentang Varian Omicron, Penularan hingga Efektivitas Vaksin

Ilustrasi varian Omicron membawa banyak mutasi virus corona. Sama-sama variant of concern, bukti awal menunjukkan gejala dari varian Omicron sangat berbeda dengan varian Delta. Bahkan gejala varian Omicron lebih mirip pilek.SHUTTERSTOCK/Corona Borealis Studio Ilustrasi varian Omicron membawa banyak mutasi virus corona. Sama-sama variant of concern, bukti awal menunjukkan gejala dari varian Omicron sangat berbeda dengan varian Delta. Bahkan gejala varian Omicron lebih mirip pilek.

Kendati demikian, Van Kerkhove memaparkan terdapat beberapa studi yang membandingkan penularan varian Omicron dengan varian Delta.

Misalnya, beberapa penelitian awal dari Inggris yang mengamati rumah tangga menjadi transmisi sekunder dari varian Omicron. Para peneliti juga membandingkan transmisi sekunder itu dengan varian Delta.

Gejala varian Omicron ringan bukan berarti tak berbahaya

Dilansir dari NPR, Rabu (15/12/2021) Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan laporan awal WHO menyebut bahwa varian Omicron "lebih ringan" dibandingkan varian sebelumnya.

Namun, jumlah mutasi virus varian Omicron yang sangat tinggi memicu kekhawatiran dari varian virus baru ini yang mungkin tidak mampu dilawan oleh kekebalan dari vaksin Covid-19 yang saat ini tersedia.

Baca juga: WHO Peringatkan Varian Omicron Sangat Cepat Menyebar, Kini Sudah Ditemukan di 89 Negara

"Bahkan jika (varian) Omicron tidak menyebabkan penyakit yang terlalu parah, banyaknya jumlah kasus, sekali lagi dapat membuat sistem kesehatan tidak siap (menghadapinya)," tutur Tedros.

Terkait hal tersebut, Van Kerkhove memperingatkan meski banyak laporan mengenai orang yang terinfeksi varian Omicron cenderung memiliki gejala yang lebih ringan, bukan berarti varian B.1.1.529 ini tidak berbahaya.

Sebab, jika jumlah kasus akibat varian virus baru meningkat, maka akan lebih banyak orang yang dirawat di rumah sakit, bahkan akan lebih banyak kasus kematian.

Van Kerkhove mengimbau agar masyarakat di seluruh dunia tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk menghindari paparan virus corona varian apa pun, termasuk varian Omicron yang diketahui dapat menyebar lebih cepat.

Baca juga: Nama Varian Omicron, Mengapa WHO Melewatkan Dua Alfabet Yunani untuk Menamainya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WHO,NPR
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com