Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan jika Terinfeksi Varian Omicron?

Kompas.com - 20/12/2021, 08:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 telah merebak pada akhir tahun 2019 lalu. Sejak saat itu, virus penyebab Covid-19 ini terus mengalami mutasi dan membentuk varian virus baru, termasuk varian B.1.1.529 atau varian Omicron.

Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 14 Desember 2021, varian Omicron telah terdeteksi di 77 negara. Sementara itu, Indonesia termasuk salah satu negara yang telah melaporkan kasus terkonfirmasi pertama varian virus baru pada Kamis, (16/12/2021).

WHO juga memperingatkan, bahwa varian Omicron sangat cepat menyebar meski tidak menyebabkan keparahan penyakit.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika dikonfirmasi terpapar Covid-19 akibat varian Omicron?

Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Jenis Masker yang Disarankan Ahli

1. Mengisolasi diri

Melansir dari New York Times, Sabtu (18/12/2021) pakar dan ahli kesehatan menyebutkan, ketika tes PCR menunjukkan hasil positif Covid-19, Anda bisa mengisolasi diri sesegera mungkin, bahkan jika tidak bergejala sekalipun.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan isolasi mandiri selama 10 hari setelah positif terpapar virus corona varian apa pun.

CDC merekomendasikan, isolasi mandiri dapat dimulai sejak hari pertama munculnya gejala. Di samping itu, CDC juga menyebut beberapa orang yang telah divaksinasi lengkap mungkin dapat bergerak lebih bebas di sekitar rumah dan dapat sembuh lebih cepat.

"Jika Anda telah divaksinasi lengkap dan tidak memiliki gejala, Anda dapat melakukan tes Covid-19 mulai hari kelima setelah dikonfirmasi, dan berhenti isolasi mandiri setelah menjalani dua tes PCR yang dinyatakan negatif dalam selang waktu beberapa hari," imbuh dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Brown, Dr Ashish K Jha.

Pakar penyakit menular di University of California, San Francisco, Dr Peter Chin-Hong mengatakan, isolasi dapat dilakukan dengan memisahkan diri dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah, dan tidak bepergian keluar.

Meski sulit, Anda diharuskan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa berkontak langsung dengan keluarga untuk menjaga mereka tetap aman dan terlindungi.

Jika memungkinkan, makanan dapat diantarkan ke depan pintu kamar untuk meminimalkan kontak langsung. Kemudian, jika rumah memiliki lebih dari satu kamar mandi, maka tentukan satu tempat khusus untuk pasien Covid-19.

Namun, jika hanya ada satu kamar mandi, Anda dan keluarga harus selalu memakai masker, dan setelahnya lakukan desinfeksi dudukan maupun gagang toilet, gagang keran, tempat sabun, serta sakelar lampu.

Selain itu, pastikan ventilasi udara dan jendela terbuka, agar sirkulasi udara berputar dengan baik. Orang-orang yang tinggal serumah harus berhati-hati, tetapi mereka tidak perlu panik terutama jika mereka telah divaksinasi.

“Tingkat penularan Covid di dalam rumah tangga tidak 100 persen (menular) dalam jangka panjang, bahkan pada varian (Covid-19) yang lebih menular,” jelas Dr Paul Sax, ahli penyakit menular di Brigham and Women's Hospital dan profesor di Harvard Medical School.

Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah, saat gejala Covid-19 terus berlanjut, segera konsultasikan kondisi tersebut dengan dokter dan tetap lakukan isolasi mandiri.

Sebab, orang yang sistem kekebalannya rendah atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya kemungkinan rentan terhadap infeksi yang lebih lama. Hal tersebut tergantung pada hasil tes, dan masa isolasi mungkin akan diperpanjang hingga 20 hari.

Baca juga: Kasus Varian Omicron di Indonesia Bertambah, Ketahui 5 Gejalanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com