Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawab 6 Pertanyaan Ini untuk Deteksi Dini GERD

Kompas.com - 19/12/2021, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi munculnya rasa terbakar di dada, akibat asam lambung naik ke kerongkongan.

Asam lambung naik atau penyakit asam lambung ini bisa dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Penyakit GERD atau asam lambung merupakan gangguan pada sistem pencernaan yang memengaruhi cincin otot katup antara kerongkongan dan perut.

Baca juga: Laura Anna Keluhkan Asam Lambung Sebelum Meninggal, Bisakah GERD Sebabkan Kematian?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, GERD sebenarnya termasuk penyakit kronis, jika penyakit berlanjut memang bisa menyebabkan gangguan pada paru-paru.

"Tetapi, GERD sendiri tidak bisa menyebabkan langsung terjadinya kematian," jelas Ari kepada Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Meskipun tidak secara langsung bisa menyebabkan kematian, GERD memang dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan.

"Awalnya hanya perlukaan, luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah," kata Ari.

Bahkan, tambah Ari, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan, yang mengakibatkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker. 

Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (Fibrosis paru Idiopatik).

Gejala GERD

Ari menjelaskan, sebenarnya ada 2 gejala utama GERD, yaitu nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn). Biasanya, nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi).

Dari hasil survey yang dilakukan oleh Ari dan timnya melalui media sosial, sampai dengan bulan Mei 2015 dari 1200 sample dengan menggunakan kuisioner GERD (GERD-Q), ternyata lebih dari 50 persen responden kemungkinan mengalami GERD. 

"Penelitian yang kami lakukan beberapa tahun lalu langsung ke masyarakat, kami dapatkan 6 persen masyarakat yang menjadi responden kemungkinan menderita GERD," jelasnya. 

Baca juga: Ketahui Perbedaan Gejala GERD dan Serangan Jantung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com