Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liontin Bunga Teratai dari Era Ratu Mesir Nefertiti Ditemukan di Siprus

Kompas.com - 09/12/2021, 08:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah liontin bunga teratai bertahtahkan permata yang mirip dengan perhiasan yang dipakai Ratu Mesir kuno Nefertiti ditemukan di area pemakaman kuno di Siprus, Timur Tengah.

Temuan liontin bunga teratai ini menambah daftar panjang ratusan barang mewah yang sudah ditemukan di sekitar wilayah Mediterania, termasuk batu permata, keramik, dan perhiasan.

Para arkeolog dari Ekspedisi Siprus Swedia Baru pertama kali menggali dua makam Zaman Perunggu, keduanya ruang bawah tanah, di kota kuno Hala Sultan Tekke pada tahun 2018.

Dilansir dari Live Science, Selasa (7/12/2021), setidaknya tim menemukan 155 kerangka manusia dan 500 barang di area pemakaman, ditempatkan berlapis-lapis di atas satu sama lain.

Penempatan seperti ini menunjukkan bahwa ruang pemakaman digunakan selama beberapa generasi.

Baca juga: 5 Piramida Terbesar di Dunia, Ternyata Nomor 1 Bukan Di Mesir

"Temuan menunjukkan, adalah makam keluarga elit penguasa di kota itu," kata pemimpin penggalian Peter Fischer, profesor emeritus studi sejarah di Universitas Gothenburg di Swedia, dalam sebuah pernyataan.

"Buktinya, kami menemukan kerangka anak berusia 5 tahun dengan kalung emas, anting-anting emas, dan tiara emas. Ini mungkin anak dari keluarga yang kuat dan kaya."

Jenazah seorang anak berusia 5 tahun ditemukan terkubur dengan banyak perhiasan emas, termasuk tiara ini.P.M. Fischer dan T. Bürge via Live Science Jenazah seorang anak berusia 5 tahun ditemukan terkubur dengan banyak perhiasan emas, termasuk tiara ini.

Barang-barang yang ditemukan di makam berupa perhiasan atau barang yang terbuat dari emas, perak, perunggu dan gading, serta bejana dari berbagai kebudayaan.

"Kami juga menemukan banteng keramik," kata Fischer.

"Tubuh banteng berlubang ini memiliki dua lubang. Satu di belakang untuk mengisinya dengan cairan, kemungkinan anggur, dan satu lagi di hidung untuk minum. Rupanya, mereka mengadakan pesta di ruangan itu untuk menghormati kematian mereka."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com