KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di tanah air sedang dilanda hujan intensitas deras dan mengakibatkan berbagai bencana, salah satunya banjir bandang.
Selain itu, beberapa waktu terakhir ini juga terjadi banjir bandang yang tidak hanya melanda satu wilayah saja, namun ada beberapa wilayah lainnya yang terkena banjir bandang, mulai dari Pulau Jawa, Bali, Kalimantan sampai Sulawesi.
Banyak sekali video bencana banjir ini beredar di media sosial, di antaranya seperti yang terjadi di beberapa ruas jalanan Denpasar, Bali (6/12/2021).
Jalan Raya Puputan Renon, Jalan By Pass IB Mantra, dan Jalan Tukad Shangyang Denpasar dikabarkan tergenang air yang mengganggu pengguna jalan. Bahkan, dilaporkan akibat cuaca ekstrem ini memicu hujan disertai angin kencang yang membuat pohon tumbang di kawasan Jalan Raya Sesetan, Bali.
Baca juga: Banyak Daerah Banjir, Sampai 9 Desember Cuaca Ekstrem Berpotensi Hantam Wilayah Ini
Selain di Bali, laporan terbaru juga didapatkan terjadi luapan aliran Sungai Kapuas yang menyebabkan Kota Pontianak, Kalimantan Barat terkena banjir, Selasa (7/12/2021) yang menenggelamkan rumah warga, fasilitas umum dan ruas jalan.
Sementara itu, di daerah Sulawesi Selatan, Selasa (7/12/2021) juga dilanda banjir bandang.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyebutkan, sejauh ini hujan deras memicu genangan air hingga 1,5 meter di 16 titik di Makassar.
Diduga selain curah hujan yang deras, banjir di Makassar juga ini terkait dengan masalah drainase, pompa dan kondisi kanal.
Sedangkan, banjir yang melanda 4 kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan sejak Minggu, 5 Desember 2021, telah memakan korban jiwa.
Seorang bocah ditemukan tewas oleh tim Search and Rescue (SAR) gabungan, sementara seorang balita masih dalam pencarian.
AK (8) yang sebelumnya dilaporkan hilang terbawa arus sejak Senin, (6/12/2021) akhirnya ditemukan tidak bernyawa oleh tim SAR gabungan yang melakukan pencarian.
Sebagian besar insiden banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia ini telah merendam rumah warga, perkebunan dan lahan pertanian, menghanyutkan rumah ataupun benda-benda berharga milik warga, merusak fasilitas publik, bahkan menyebabkan kesakitan fisik sampai korban jiwa.
Salah satu penyebab banjir bandang adalah meluapnya aliran sungai karena sudah masuknya musim penghujan, dan curah hujan yang cukup signifikan terjadi.
Curah hujan yang signifikan saat ini dipicu oleh berbagai kondisi atmosfer seperti siklon tropis Nyatoh, bibit siklon 94W, gelombang Kelvin, gelombanng Rossby Ekuatorial, dan Madden Jullian Oscillation (MJO).
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tomi Ilham mengatakan, pemicu lainnya yang masih mempengaruhi kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai angin kencang, dan kilat atau petir di Indonesia adalah es siklon tropis Teratai.
Ex siklon tropis Teratai yang terpantau di Samudera Hindia barat daya Lampung dengan tekanan terendah 1006 mb dan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot yang bergerak ke arah tenggara-selatan juga turut andil dalam peluang cuaca ekstrem di Indonesia beberapa hari ke depan.
Ex siklon tropis Teratai ini diketahui membantuk daerah pertemuan atau perlamnatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Samudera Hindia selatan hingga barat daya Banten.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang di sekitar wilayah ex siklon tropis Teratai dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
BMKG sudah memberikan banyak peringatan dini agar warga dapat mengantisipasi banjir bandang.
Berdasarkan analisis BMKG, curah hujan deras masih berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan di tanah air.
Hal ini dapat menjadi mitigasi siaga bagi warga untuk mengantisipasi jika terjadinya banjir susulan.
Sementara itu, prakiraan cuaca berbasis dampak seperti banjir juga masih berpeluang terjadi di sejumlah wilayah berikut:
Dengan adanya potensi cuaca ekstrem ini, Tomi mengimbau masyarakat perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi agar tidak terjadi hal-hal di luar kendali yang tidak diinginkan.
Berikut beberapa hal mitigasi atau antisipasi yang bisa masyarakat lakukan:
Baca juga: BMKG: Cuaca Ekstrem Diprediksi Hantam Indonesia hingga 9 Desember
"Jangan lupa, terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia," kata Tomi kepada Kompas.com, Selasa (7/11/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.