Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 13/03/2023, 13:26 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Salah satu material yang dikeluarkan saat erupsi gunung berapi adalah awan panas.

Awan panas atau aliran piroklastik, dalam letusan gunung berapi, merupakan campuran terfluidasi dari fragmen batuan panas, gas panas, dan udara yang terperangkap dan bergerak dengan kecepatan tinggi.

Baca juga: Setahun Erupsi Efusif Gunung Merapi, Ini Peta Bahaya Luncuran Awan Panas Guguran

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, suhu gas vulkanik dapat mencapai 600 hingga 700 derajat celcius. Kecepatan alirannya sering melebihi 100 km per jam.

Dengan demikian, awan panas bisa sangat berbahaya, seperti yang terjadi di Pulau Karibia Prancis, Martinique, pada tahun 1902.

Saat itu, “awan bercahaya” menyapu lereng Gunung Pelee dan membakar kota pelabuhan kecil, Saint-Pierre, menewaskan semuanya kecuali dua dari 29.000 penduduknya.

Awan panas berasal dari letusan gunung berapi yang eksplosif ketika ekspansi hebat pecahan gas yang keluar dari magma menjadi partikel kecil dan menciptakan fragmen piroklastik.

Dilansir dari National Geographic, awan panas terbentuk dalam berbagai cara. Penyebab umumnya adalah ketika kolom lava, abu, dan gas yang dikeluarkan dari gunung berapi selama erupsi kehilangan momentum ke atas dan jatuh kembali ke tanah.

Penyebab lainnya adalah ketika material vulkanik yang dikeluarkan saat letusan segera mulai bergerak menuruni sisi gunung berapi.

Baca juga: Letusan Dahsyat Gunung Krakatau 1883, Bagaimana Erupsi Gunung Ini Sebabkan Tsunami 40 Meter?

Awan panas juga dapat terbentuk ketika kubah lava atau aliran lava menjadi terlalu curam dan runtuh.

Awan panas dapat mengakibatkan banjir karena aliran terhalang atau dialihkan oleh aliran. Banjir juga dapat terjadi ketika aliran material panas mencairkan salju dan es, memenuhi sungai, dan aliran sungai di luar tepiannya.

Semburan lumpur yang mengandung material vulkanik, yang disebut lahar, juga dapat terbentuk ketika batuan awan panas menjadi “bubur” yang bergerak cepat.

Baca juga: Setahun Erupsi Efusif Gunung Merapi, Ini Peta Bahaya Luncuran Awan Panas Guguran

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com