Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2021, 16:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Lubang cacing adalah solusi untuk persamaan yang menjelaskan teori relativitas umum Einstein yang menghubungkan dua titik jauh dalam ruang atau waktu melalui terowongan.

Idealnya, panjang terowongan lebih pendek dari jarak antara dua titik tersebut sehingga lubang cacing menjadi semacam jalan pintas.

Meski ia adalah pokok dari fiksi ilmiah dan telah menangkap imajinasi populer, lubang cacing, sejauh yang diketahui para ilmuwan, hanya hipotesis.

Penemu lubang cacing

Dilansir dari Live Science, lubang cacing yang paling sederhana ditemukan oleh Albert Einstein dan Nathan Rosen pada tahun 1935.

Einstein dan Rosen mulai dengan solusi matematis dari lubang hitam yang terdiri dari singularitas (titik kepadatan tak terbatas) dan cakrawala peristiwa (wilayah di sekitar singularitas yang tidak dapat dihindari).

Baca juga: Ilmuwan India Temukan Cara Lihat Lubang Cacing dengan Teleskop

Menurut The Physics of the Universe, kedua ilmuwan tersebut menemukan bahwa mereka dapat memperluas solusi ini untuk memasukkan kebalikan dari lubang hitam, yakni lubang putih.

Hipotesis lubang putih juga memiliki singularitas, namun mereka bekerja secara terbalik dari lubang hitam; tidak ada yang bisa memasuki cakrawala peristiwa lubang putih dan materi apapun di dalam lubang putih akan segera dikeluarkan.

Bentuk lubang cacing

Jika lubang cacing memang ada, ia akan terlihat sangat aneh. Pintu masuknya akan berbentuk bola, seperti permukaan planet.

Jika melihat ke dalamnya, akan tampak cahaya masuk dari sisi lain. Terowongan lubang cacing bisa berapa pun panjangnya, dan saat menyusuri terowongan, akan terlihat pemandangan terdistorsi dari wilayah alam semesta tempat berasal dan wilayah yang dituju.

Lubang cacing dan mesin waktu

Secara teori, lubang cacing juga bisa beroperasi sebagai mesin waktu. Relativitas khusus menyatakan bahwa jam yang bergerak berjalan lambat. Dengan kata lain, orang yang berlari hampir dengan kecepatan cahaya tidak akan maju ke masa depan secepat seseorang yang berdiri diam.

Baca juga: Apa itu Sampah Luar Angkasa dan Bagaimana Cara Membersihkannya?

Menurut fisikawan MIT, Andrew Friedman, jika para ilmuwan, entah bagaimana bisa membangun lubang cacing, pada awalnya, kedua ujungnya akan disinkronkan dalam waktu.

Tetapi, jika salah satu ujungnya kemudian dipercepat hingga mendekati kecepatan cahaya, ujung itu akan mulai tertinggal di belakang ujung yang lain.

Kedua pintu masuk kemudian dapat disatukan, tetap kemudian salah satu pintu masuk akan berada di masa lalu yang lain.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com