Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astronom Temukan Sepasang Lubang Hitam Supermasif Terdekat dengan Bumi

Kompas.com - 02/12/2021, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Astronom berhasil mendeteksi keberadaan sepasang lubang hitam supermasif.

Bukan sepasang lubang hitam biasa, karena itu menjadi lubang hitam supermasif terdekat dengan Bumi yang pernah diamati.

Salah satu lubang hitam supermasif berukuran 154 juta kali massa Matahari. Sementara satunya lagi lebih kecil, hanya 6,3 juta massa Matahari.

Kedua objek itu jaraknya juga lebih dekat daripada pasangan lubang hitam supermasif lain yang terlihat sebelumnya.

Baca juga: Alam Semesta Makin Meluas, Ini Dampaknya pada Lubang Hitam

Astronom juga berpendapat, bahwa lubang hitam yang terletak di galaksi NGC 7727 ini nantinya akan tumbuh begitu berdekatan sehingga akhirnya bergabung menjadi satu lubang hitam yang jauh lebih besar.

Temuan ini pun memberi kita laboratorium yang sangat dekat untuk menyelidiki interaksi antara lubang hitam supermasif sebelum mereka bergabung.

"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan dua lubang hitam supermasif yang sedekat itu satu sama lain, kurang dari setengah jarak pemegang rekor sebelumnya," ungkap Karina Voggel, astronom dari Strasbourg Observatory di Prancis.

Jarak tersebut memecahkan rekor pasangan lubang hitam sebelumnya, yang diketahui berjarak 470 juta tahun cahaya. Sementara pasangan lubang hitam baru ini hanya dipisahkan jarak 1600 tahun cahaya.

Mengutip Science Alert, Rabu (1/12/2021) ada beberapa alasan mengapa dua lubang hitam supermasif ini menarik bagi para astronom.

Lubang hitam supermasif tersebut ditemukan di pusat sebagian besar galaksi, inti di mana segala sesuatu lainnya berputar.

Selain itu, ketika dua lubang hitam ditemukan bersama-sama, menunjukkan bahwa dua galaksi terbentuk berbarengan dan dapat memberi tahu seperti apa bentuknya pada tahap akhir.

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Ini Lepaskan Gas Galaksi, Apa Dampaknya?

Lubang hitam supermasif juga dapat memberi tahu kita sesuatu bagaimana mereka bisa menjadi sangat masif. Salah satu cara yang memungkinkan adalah melalui penggabungan dua lubang hitam dan temuan terbaru ini memungkinkan untuk melakukan pemodelan yang lebih akurat.

Lebih lanjut, meski dua lubang hitam supermasif ini diperkirakan akan bergabung, bukan berarti kemudian akan terjadi dalam waktu dekat. Setidaknya butuh 250 juta tahun atau lebih.

Tapi, sementara kita tak bisa mengamatinya terjadi, akan lebih banyak lagi penggabungan lubang hitam supermasif lain yang terjadi di sekitar kita.

"Instrumen baru seperti detektor gelombang gravitasi berbasis luar angkasa LISA diharapkan dapat mendeteksi gelombang gravitasi dengan frekuensi rendah yang dipancarkan lubang hitam," kata peneliti.

Penelitian dipublikasikan di Astronomy & Astrophysics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com