Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari AIDS Sedunia, Apa Bedanya HIV dengan AIDS?

Kompas.com - 01/12/2021, 20:30 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Pada Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada Rabu (1/12/2021) ini; mari mengenal perbedaan HIV dengan AIDS.

Banyak orang mengira keduanya sama, namun sebetulnya HIV dan AIDS adalah dua diagnosis yang berbeda.

Virus vs kondisi

Dilansir dari Healthline, 13 Januari 2014; HIV adalah virus yang bisa menyebabkan penurunan sistem imun.

Istilah HIV sendiri merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus yang berarti Virus imunodefisiensi manusia.

Pasalnya, virus ini hanya menyerang sistem imun manusia, sehingga sistem imun tidak dapat bekerja seefektif yang seharusnya.

Baca juga: Hari AIDS Sedunia: Sejarah AIDS dari Virus Simpanse hingga Menjadi Pandemi Dunia

Lantas bagaimana dengan AIDS?

AIDS juga disebut HIV stadium 3. Ini merupakan kondisi ketika HIV telah menyebabkan kerusakan serius pada sistem imun.

Meski demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua kasus HIV menjadi AIDS. Berkat terobosan-terobosan yang diciptakan oleh para ilmuwan, seseorang dengan HIV yang minum obat secara rutin bisa hidup nyaris normal.

Perbedaan lainnya adalah HIV dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya karena ia adalah virus lewat cairan tubuh, misalnya melalui hubungan seks yang tidak menggunakan pelindung atau jarum narkoba yang dipakai bergantian.

Namun, AIDS adalah kondisi yang hanya bisa didapat oleh seseorang yang telah terinfeksi HIV.

Diagnosis

Dari segi diagnosis, infeksi HIV dapat ditemukan melalui uji sederhana, sementara diagnosis AIDS lebih rumit.

Ada dua cara untuk mendeteksi infeksi HIV. Pertama adalah mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem imun tubuh ketika terinfeksi HIV, menggunakan tes darah atau air liur. Keberadaan antibodi ini akan menunjukkan ada atau tidaknya HIV dalam tubuh seseorang.

Baca juga: Disarankan WHO, Orang dengan HIV/AIDS Aman Suntik Vaksin Covid-19

Akan tetapi, mungkin dibutuhkan waktu beberapa minggu sejak infeksi hingga antibodi terbentuk dan tes menunjukkan hasil positif.

Selain tes antibodi, ada juga tes yang mendeteksi antigen atau protein yang diproduksi oleh virus dan antibodi. Tes ini sama akuratnya dengan tes yang hanya mendeteksi antibodi, tetapi bisa mengetahui keberadaan HIV hanya dalam hitungan hari sejak terinfeksi.

Baik tes antibodi maupun tes antigen, keduanya sama-sama akurat dan mudah untuk dilakukan.

Sementara itu, dokter memerlukan beberapa faktor lain untuk menentukan apakah infeksi HIV telah menjadi diagnosis.

Salah satunya adalah dengan menghitung jumlah sel imun CD4. Sebab, infeksi HIV merusak sel CD4.

Jika seseorang yang sehat umumnya memiliki 500-1.200 sel CD4; seseorang dengan HIV yang jumlah sel CD4-nya berada di angka 200 atau kurang bisa disebut telah mencapai kondisi AIDS.

Faktor lain yang mensinyalkan keberadaan AIDS atau HIV stadium 3 adalah infeksi oportunistik seperti penyakit-penyakit akibat virus, jamur atau bakteri yang umumnya tidak membuat seseorang dengan sistem imun yang sehat menjadi sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com