Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pil Covid Molnupiravir MSD Akhirnya Kantongi Izin FDA

Kompas.com - 01/12/2021, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber NBC News


KOMPAS.com - Akhirnya, Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat merekomendasikan penggunaan darurat pil Covid Merck, Sharp & Dohme (MSD) pada Selasa (30/11/2021). Pil Covid molnupiravir akan menjadi salah satu pengobatan bagi pasien Covid-19.

Dilansir dari NBC News, Rabu (1/12/2021), Komite Penasihat Obat Antimikroba atau Antimicrobial Drugs Advisory memberikan suara 13-10 untuk mendukung penggunaan pil Molnupiravir ke dalam perawatan darurat bagi pasien Covid-19.

Nantinya, obat oral atau yang dikonsumsi dengan cara diminum tersebut digunakan pada pasien dewasa dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang yang berisiko mengalami sakit parah.

Sebelum menyatakan persetujuan para anggota komite mengajukan banyak pertanyaan, sebab mereka khawatir akan keamanan maupun kemanjuran obat.

Ketua AMDAC Dr Lindsey Baden menuturkan, bahwa setelah pemungutan suara berlangsung sebagian besar anggota komite tampaknya bimbang setelah membandingkan risiko dengan manfaat dari obat Covid-19 yang juga dikembangkan bersama Ridgeback Biotherapeutics ini.

"Mereka yang memberikan suara mendukung. Menilai kemanjuran obat itu jelas, meskipun dengan masalah yang harus dipertimbangkan," ujar Baden.

Baca juga: Pil Covid Merck Molnupiravir Disetujui Digunakan di Inggris, Apa Manfaatnya?

Kemudian, dia berkata anggota panel yang menolak rekomendasi ragu dengan data yang ada dan menyebutkan kekhawatiran tentang potensi risiko pil Covid Molnupiravir tersebut, termasuk potensi bahaya pada janin hingga kerusakan DNA.

Meski vaksinasi tetap memberikan perlindungan terhadap virus corona, para peneliti mengatakan pil Covid molnupiravir dapat membantu menghentikan perkembangan penyakit pada mereka yang terinfeksi serta mencegah rawat inap.

Berdasarkan data uji klinis, konsumsi obat tersebut dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian di antara pasien Covid yang berisiko tinggi hingga 30 persen.

Namun hal ini dinilai kurang efekitif dibandingkan terapi antibodi monoklonal yang telah terbukti mengurangi risiko keparahan Covid-19 di mana efektifitasnya mencapai 70 persen.

Sementara itu, dokter penyakit menular di White River Junction VA Medical Center di Vermont sekaligus anggota komite, dr Richard Murphy mengatakan dia lebih merekomendasikan terapi antibodi monoklonal kepada pasiennya.

Akan tetapi, tetap mempertimbangkan untuk menggunakan pil Covid Molnupiravir Merck, Sharp & Dohme (MSD) jika perawatan tersebut tidak tersedia. Murphy sendiri menentang pemberian rekomendasi molnupiravir sebagai obat Covid.

Baca juga: Apa Itu Pil Molnupiravir Merck yang Digunakan sebagai Obat Covid-19 di Inggris?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com