Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah KLB akibat Imunisasi Dasar Anak Tak Lengkap, IDAI Luncurkan LITTLe KU dan I-POINT

Kompas.com - 01/12/2021, 17:36 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam upaya menghindari risiko Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat tidak terpenuhinya cakupan imunisasi wajib pada anak-anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meluncurkan program LITTLe Ku dan I-POINTS.

Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengatakan, sepanjang bulan Oktober hingga November tahun ini sudah ada data peningkatan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD31) seperti Difteri, Campak, Rubella, di masing-masing provinsi di Indonesia.

Akibat peningkatan kasus PD3I inilah, IDAI membuat inovasi LITTLe Ku (Lengkapi Imunisasi Terlambat/Tidak Lengkap Anakku) dan I-POINTS (IDAI Pediatric Online Immunization Reporting System).

Dalam Media Briefing: Dukungan Multisektoral untuk Kejar Imunisasi, Senin (19/11/2021); Piprim menjelaskan, kedua program ini merupakan sistem pelaporan online mengenai imunisasi bagi para dokter anak dan dokter umum di seluruh Indonesia.

Baca juga: Dokter Anak Tegaskan Pentingnya Melengkapi Imunisasi Dasar Sebelum Vaksin Covid-19

Kedua program ini bertujuan untuk mendorong cakupan imunisasi rutin anak yang menurun terutama selama masa pandemi Covid-19 ini.

"Melalui program LITTLe Ku ini, kami menghimbau agar para tenaga kesehatan yang menangani imunisasi di wilayahnya masing-masing dapat mengedukasi masyarakat untuk melakukan Imunisasi Kejar untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang berpotensi menjadi wabah di daerahnya akibat menurunnya cakupan imunisasi," jelasnya.

Pengawasan dan dorongan agar orangtua benar-benar memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap dan sesuai jadwalnya meskipun di masa pandemi Covid-19 ini merupakan suatu hal yang sangat penting.

Sebab, apabila cakupan imunisasi dasar menurun di bawah 60 persen saja, maka sudah jelas akan berpotensi membuat penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksinasi itu kembali.

"Kami berharap dukungan semua pihak agar program ini berjalan dengan sesegera mungkin dan dengan baik supaya tidak terjadi peningkatan kasus penyakit menular pada anak-anak,” ujarnya.

Baca juga: Mengapa Anak Harus Tetap Mendapatkan Imunisasi Dasar di Masa Pandemi?

Dalam kesempatan yang sama, Executive Director International Pediatric Association (IPA), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) pun turut menambahkan betapa pentingnya melengkapi imunisasi dasar untuk anak-anak ini.

"Kami mau imunisasi rutin ini didahulukan untuk semua anak di dunia baru nanti mereka divaksinasi Covid-19," kata Aman.

"Kita harus menghindari wabah-wabah penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, terutama karena sekolah di sejumlah negara sudah mulai melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM)," tambahnya.

Oleh karena itu, kata Aman, dari kacamata regional, dirinya bangga sekali dengan program LITTLe Ku dan I-POINT yang dilakukan oleh IDAI ini.

Hal ini karena kedua program tersebut sejalan dengan agenda Implementing immunization 2030 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan tagline No one Left Behind.

Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sampai dengan Oktober 2021, baru mencapai 56,5 persen dari target 78 persen populasi sasaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com