KOMPAS.com - Hingga Senin (29/11/2021) sore, Hong Kong telah mencatat tiga kasus Covid-19 dari varian Omicron.
Dalam konferensi pers, pejabat kesehatan di Hong Kong mengatakan bahwa kasus ketiga adalah seorang pria (37) yang tiba di Hong Kong dari Nigeria pada Rabu (24/11/2021).
Pekan lalu, otoritas kesehatan Hong Kong mengatakan bahwa masker katup adalah masker egois yang menjadi dalang penularan varian Omicron di Hong Kong.
Hal itu berdasar penyelidikan petugas kesehatan, termasuk pemeriksaan di Regal Airport Hotel, tempat dua kasus Omicron pertama di Hongjong di karantina.
Baca juga: Ada Varian Baru Omicron, Akankah Gelombang 3 Pandemi Terjadi Akhir Tahun Ini?
Dikutip dari Washington Post, Rabu (24/11/2021), Yuen Kwok-yung yang merupakan ahli mikrobiologi dari Universitas Hong Kong mengatakan, salah satu orang yang terinfeksi Omicron menggunakan masker katup ketika mengambil makanan atau membuang sampah di luar kamarnya, bahkan terkadang dia tidak menggunakan masker.
Yuen mengatakan, masker katup adalah masker egois yang sangat mungkin meningkatkan penularan virus.
"Desain masker katup ini agar bisa menyaring udara yang dihirup. Namun, udara yang dihembuskan melalui katup itu tidak disaring. Itu tidak bagus, egois," ungkap Yuen yang juga memberi masukan untuk kebijakan Covid di Hong Kong.
Sejak tahun lalu, penggunaan masker katup tidak disarankan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, jika orang yang terinfeksi Covid-19 menggunakan masker katup, maka virus dapat dengan mudah keluar dan menginfeksi orang di dekatnya.
Saat menarik napas, katup akan tertutup dan terbuka ketika pengguna menghembuskan napas.
Masker tersebut pada awalnya dibuat untuk pekerja industri agar para pekerja bisa bernapas lebih mudah di pabrik yang memerlukan masker.
Meski demikian, para ahli medis menyebut katup itu membuat masker tidak berguna.
Dalam laman resminya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat tidak merekomendasikan masker jenis ini karena tidak mampu mencegah penyebaran virus corona.
Menurut CDC, katup pernapasan itu memungkinkan tetesan pernapasan seseorang keluar dan menyebar ke orang lain. Artinya, masker ini baik untuk pengguna, tetapi berbahaya untuk orang di sekitarnya.
CDC juga merekomendasikan agar rumah sakit tidak menggunakan masker N95 dengan katup pernapasan.
Baca juga: 6 Alasan Harus Tetap Memakai Masker meski Telah Divaksin Lengkap
"Respirator dengan katup pernapasan tidak boleh digunakan dalam situasi di mana bidang steril harus dipertahankan (misalnya, selama prosedur invasif di ruang operasi atau prosedur)," demikian kata CDC.
Alasannya, katup pernapasan memungkinkan udara yang diembuskan tanpa filter untuk keluar secara steril.
Sementara itu, ahli bedah dan peneliti kesehatan masyarakat Dr Atul Gawande menyebut masker seperti itu seharusnya dilarang.
Sumber: Kompas.com (Ahmad Naufal Dzulfaroh/Inggried Dwi Wedhaswary)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.