Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sekadar untuk Wisata Edukasi, Glow Kebun Raya Bogor Juga Jadi Platform Riset

Kompas.com - 28/11/2021, 21:31 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Program wisata edukasi Glow, yang menawarkan pengalaman menjelajah Kebun Raya Bogor di malam hari sambil menikmati instalasi lampu serta proyeksi visual, rupanya juga menjadi platform riset yang dimanfaatkan oleh para peneliti.

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor BRIN Sukma Surya Kusumah.

Ia mengatakan, sejak September 2021, Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) secara bertahap melakukan tiga penelitian mengenai perubahan karakteristik hewan dan tumbuhan dari faktor cahaya, polusi udara, dan polusi suara.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Peneliti BRIN Duga Ini Penyebabnya

Desain penelitian pertama mengangkat topik Permodelan Spasial Dampak Cahaya Malam Buatan terhadap Kesehatan Tumbuhan Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dan Pembelajaran Mesin (Studi Kasus Kebun Raya Bogor).

Dijelaskan Sukma, penelitian tersebut akan mengidentifikasi area dan tumbuhan yang terpapar cahaya malam buatan, baik dari dalam maupun luar kawasan Kebun Raya Bogor.

Penelitian ini menganalisis dampak cahaya malam buatan terhadap kandungan klorofil dan nitrogen pada daun tumbuhan yang terpapar.

Selain itu juga mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi dampak cahaya malam buatan terhadap tumbuhan, yang membangun model spasial kerentanan tumbuhan terhadap cahaya malam buatan.

“Penelitian yang akan dilakukan selama setahun dari bulan Januari hingga Desember 2022 tersebut akan meneliti sekitar 300 pohon untuk sampel penelitian,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (28/11/2021).

Penelitian ke dua, mengangkat tema Analisis Pengaruh Cahaya Malam Buatan / Artificial Light at Night (ALAN) pada Fungsi-fungsi Ekofisiologi Beberapa Jenis Tumbuhan Tropis Kebun Raya Bogor.

Penelitian yang telah dimulai sejak bulan November 2021 dan direncanakan akan selesai pada bulan Desember 2022 ini, akan mengkaji pengaruh ALAN pada fungsi-fungsi ekofisiologi beberapa jenis tumbuhan tropis.

Selain itu, penelitian ini bertujuan mengetahui spektrum (panjang gelombang) ALAN yang memiliki pengaruh minimal terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis dan ingin mengetahui intensitas radiasi ALAN yang memiliki pengaruh minimal terhadap fungsi-fungsi ekofisiologi tumbuhan tropis.

“Parameter yang akan diamati dalam penelitian tersebut antara lain panjang daun, luas daun, ketebalan daun, warna daun, kerapatan stomata, konduktansi stomata, klorofil total, laju fotosintesis, laju rerspirasi, senyawa metabolit sekunder, dan ekspresi gen,” papar Sukma.

“Kami akan melakukan dengan 3 perlakuan yaitu tipe cahaya, intensitas, dan durasi,” tambahnya.

Baca juga: Twit Deforestasi Menteri LHK, Peneliti Ekologi BRIN Sebut Harus Disertai Reforestasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com