Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Anoa, Hewan Endemik Sulawesi yang Hampir Punah

Kompas.com - 22/11/2021, 19:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Anoa (Bubalus depressicornis) adalah hewan endemik yang ditemukan secara eksklusif di Pulau Sulawesi.

Umumnya, anoa lebih menyukai tinggal di kawasan hutan dataran rendah yang tidak terganggu serta di rawa-rawa.

Selain itu, mereka juga senang berteduh di tempat yang rindang untuk menghindari suhu yang panas di siang hari.

Ciri fisik anoa

Dilansir dari Animal Diversity, anoa remaja memiliki bulu yang tebal dan berwarna coklat kekuningan. Sementara itu, anoa dewasa memiliki kulit tebal, hitam, dan jarang yang berbulu coklat.

Anoa juga memiliki bulu berwarna putih atau putih kekuningan di kaki depan dan terkadang di tenggorokan atau tengkuk.

Tubuh anoa, khususnya spesies anoa dataran rendah, tampak lebih kekar dengan bagian belakangnya yang sedikit lebih tinggi dari bahu.

Baca juga: Mengenal Kucing Merah, Hewan Langka dari Pulau Kalimantan

Tanduk anoa dewaa berbentuk segitiga, pipih, dan berkerut. Tanduk tersebut muncul di dahi dan mengarah ke belakang secara diagonal.

Anoa jantan mempunyai tanduk dengan panjang rata-rata 30 cm, sedangkan tanduk anoa betina lebih pendek, yakni sekitar 25 cm.

Perilaku dan kebiasaan makan

Anoa adalah hewan herbivora, yakni hewan yang memakan tumbuhan. Mereka diketahui dapat memakan tanaman air, pakis, rumput, buah, dan lain-lain.

Tidak seperti sapi liar lain, anoa biasanya lebih suka hidup menyendiri, kecuali pasangan ibu dan anak.

Beberapa bukti mengatakan bahwa anoa adalah hewan teritorial. Ini dilihat dari kebiasaan jantan yang menandai pohon dengan tanduknya dan menggaruk tanah setelah buang air kecil.

Baca juga: Mengenal Dugong yang Terdampar di Polewali Mandar, Hewan Apa Itu?

Reproduksi anoa

Baik anoa jantan maupun betina mulai memasuki tingkat kematangan seksual pada usia sekitar 2 tahun.

Betinanya memiliki masa kehamilan selama 275 hingga 315 hari. Anoa betina biasanya pergi sendiri saat akan melahirkan.

Setelah dilahirkan, anak anoa akan disapih pada usia enam hingga 9 bulan. Kemudian, betina dapat mulai bereproduksi lagi dan biasanya berkembang biak setiap tahun.

Status konservasi

Beberapa penyebab penurunan drastis populasi anoa adalah perburuan liar dan perluasan pemukiman manusia yang diikuti oleh aktivitas penebangan pohon, pembukaan kawasan hutan, dan pengeringan rawa.

Untuk populasi anoa dataran rendah, saat ini diperkirakan hanya tersisa sekitar 5.000 ekor. Jumlahnya masih akan terus berkurang seiring dengan perburuan liar yang tak henti dan manusia yang terus mengambil habitatnya.

Jumlah populasi anoa yang semakin berkurang menjadikan satwa endemik Pulau Sulawesi ini berstatus terancam punah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com