Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alam Semesta Makin Meluas, Ini Dampaknya pada Lubang Hitam

Kompas.com - 16/11/2021, 18:10 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Para peneliti menduga lubang hitam yang ada di alam semesta sebenarnya lebih besar dari yang diperkirakan. Diperkirakan bahwa alam semesta yang makin meluas memberi dampak pada ukuran lubang hitam.

Fenomena yang disebut 'penggabungan kosmologis' itu menurut hipotesis baru, saat alam semesta yang terus meluas setelah ledakan Big Bang, maka semua benda yang memiliki massa juga ikut tumbuh seiring dengan meluasnya alam semesta.

Termasuk lubang hitam, yang diketahui sebagai objek paling masif yang kerap tumbuh seiring dengan perluasan alam semesta.

Dilansir dari Live Science, Senin (15/11/2021), hipotesis para peneliti ini berdasarkan pengamatan gelombang gravitasi, yakni riak atau getaran dalam struktur ruang dan waktu yang terjadi saat dua lubang hitam besar terkunci di orbit, kemudian melilit ke dalam dan bertabrakan.

Sejak tahun 2015, para ilmuwan di Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) menggunakan Virgo interferometer, yakni alat yang telah mengamati banyak penggabungan lubang hitam untuk mendeteksi gelombang gravitasi.

Sementara itu, para ahli astrofisika awalnya memperkirakan lubang hitam hanya memiliki massa kurang dari 40 kali besar matahari.

Baca juga: Studi: Lubang Hitam Supermasif Pengaruhi Evolusi Kosmos Alam Semesta

Namun, berdasarkan data yang diambil dari gelombang gravitasi menunjukkan bahwa banyak lubang hitam di alam semesta ini memiliki ukuran lebih dari 50 kali matahari. Bahkan, tercatat beberapa lubang hitam memiliki ukuran hingga sebesar 100 kali matahari.

Sederhananya, lubang hitam tumbuh dengan memakan gas, debu, bintang, hingga lubang hitam lainnya.

Akan tetapi karena lubang hitam di alam semesta sering kali terbentuk setelah ledakan bintang raksasa yang disebut supernova, maka banyak lubang hitam muncul di wilayah luar angkasa tanpa material tersebut.

Di sisi lain, para astronom mengatakan, perubahan yang ada saat ini terkait dengan siklus hidup bintang. Kendati demikian, tidak ada yang bisa menjelaskan berbagai ukuran dari penggabungan lubang hitam yang terdeteksi oleh LIGO.

Lubang hitam di alam semesta terus tumbuh

Dalam studi baru yang dipublikasikan pada 3 November lalu di Astrophysical Journal Letters, menunjukkan, bahwa massa lubang hitam yang menggelembung bukanlah hasil dari material yang mereka hisap, melainkan diakibatkan dari meluasnya alam semesta.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Lubang Hitam Terbentuk di Galaksi?


Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com