Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Cuma Bikin Tubuh Menyusut, Perubahan Iklim Juga Ubah Rute Migrasi Burung

Kompas.com - 15/11/2021, 11:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tahun, biasanya burung-burung akan bermigrasi ke wilayah yang memiliki suhu lebih hangat dan sumber makanan yang melimpah.

Namun dua penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mengubah pola migrasi burung-burung ini.

Mengutip Smithsonian, Minggu (14/11/2021) studi yang diterbitkan pada 22 Oktober di Current Biology menemukan bahwa pipit Richard (Anthus richardi) justru bermigrasi dari timur ke barat. Bukan menuju selatan menuju garis lintang yang lebih hangat. Burung ini biasanya berkembang biak di Siberia dan melewati musim dingin di Asia Selatan.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Tubuh Burung di Amazon Menyusut, Kok Bisa?

Para peneliti yang mengamati pipit Richard pun menduga bahwa iklim yang memanas mungkin berperan dalam menetapkan rute migrasi baru.

Untuk melacak pipit dan mencari tahu mengapa mereka bergerak ke barat bukan selatan, peneliti menandai tujuh pipit di Prancis selama musim dingin 2019 hingga 2020.

Musim dingin berikutnya, tim menangkap kembali tiga dari tujuh burung dan menganalisis rute mereka.

Data menunjukkan bahwa ketiga burung terbang kembali ke Siberia barat daya untuk musim panas sebelum kembali ke Perancis. Peneliti juga menemukan bahwa burung-burung yang bermigrasi ke barat adalah burung dewasa.

Menggunakan model komputer yang membandingkan pola cuaca di Eropa antara tahun 1961 hingga 1990 dan 1990 hingga 2018, para peneliti menemukan bahwa bagian selatan Eropa sekarang menjadi lokasi musim dingin yang lebih cocok untuk burung daripada di masa lalu.

Faktor lain yang berkontribusi pada perubahan rute burung adalah urbanisasi di lokasi Asia selatan tempat burung sebelumnya bermigrasi.

Sementara itu sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam Global Change Biology pada 25 Oktober menganalisis data penampakan burung selama 50 tahun.

Para peneliti menemukan beberapa burung migran Trans-Sahara menghabiskan lebih sedikit waktu di tempat peristirahatan musim dingin mereka di Afrika dan lebih banyak waktu di tempat berkembang biak mereka di Eropa.

Jika pola ini berlanjut, burung mungkin tak lagi memerlukan musim dingin di Afrika sama sekali karena sudah mendapatkan makanan dan habitat yang nyaman di Eropa sepanjang tahun.

Baca juga: 5 Jenis Burung Unik di Pulau Kalimantan

Namun sayangnya pergeseran ini dapat menyebabkan peningkatan persaingan sumber daya antara burung migran burung lokal yang tak pernah meninggalkan rumah mereka.

"Perubahan dalam kebiasaan migrasi yang sudah kita lihat dapat menyebabkan beberapa hal seperti musim kawin yang lebih lama untuk spesies ini serta efek lanjutan untuk spesies lain," kata Kieran Lawrence, penulis pertama studi ini.

Tim peneliti pun berencana mensimulasikan pola migrasi baru untuk memahami bahwa pola migrasi dapat berubah seiring waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com