Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru Ungkap Waktu Kemunculan Benua Pertama di Bumi

Kompas.com - 11/11/2021, 12:00 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan jika benua-benua pertama di Bumi, yang dikenal sebagai kraton, muncul di lautan antara 3,3 miliar dan 3,2 miliar tahun yang lalu.

Temuan ini memberikan persepsi baru karena sebelumnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kemunculan kraton dalam skala besar terjadi sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu.

Hal ini terungkap setelah para peneliti menemukan batuan sedimen yang berasal dari era tersebut.

Batuan yang berasal dari pecahan batuan lain yang telah mengalami erosi dan pelapukan semacam ini, hanya bisa terbentuk begitu daratan menembus permukaan lautan awal Bumi.

Baca juga: Ahli Ungkap Islandia Bagian Benua yang Tenggelam 10 Juta Tahun Lalu

Melansir Live Science, Rabu (10/11/2021); untuk studi baru ini, para peneliti melakukan perjalanan ke Singhbhum Craton (Kraton Singhbhum) yang terletak di India timur.

Tim peneliti kemudian mengekstrak butiran kecil mineral yang dikenal sebagai zirkon dari sedimen Singhbhum. Dengan menembakkan laser kepada zirkon, para peneliti kemudian mengukur jumlah relatif elemen yang dilepaskan dan dapat memperkirakan usia bebatuan.

Analisis sedimen menunjukkan benua stabil pertama mulai muncul di atas permukaan laut antara 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu.

Namun, apa yang mendorong kemunculannya?

Tim peneliti pun mengambil sampel batuan beku yang terbentuk melalui kristalisasi magma panas. Batuan ini terletak tepat di bawah batuan sedimen kraton dan membentuk semacam ruang bawah tanah untuk kraton.

Baca juga: Urutan Benua dari yang Terbesar hingga yang Terkecil

Setelah itu, para peneliti mengkodekan informasi tekanan dan suhu ketika sampel batuan pertama kali terbentuk. Dengan mempertimbangkan komposisi kimia itu, tim kemudian membangun pemodelan untuk menciptakan kembali kondisi yang membentuk dan mendorong bebatuan ke permukaan air.

Pemodelan menunjukkan bahwa sekitar 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu, gumpalan panas magma di bawah kerak menyebabkan bagian-bagian kraton menebal dan diperkaya dengan bahan ringan seperti silica dan kuarsa.

Proses tersebut meninggalkan kraton yang secara fisik tebal, tetapi ringan secara kimiawi dibandingkan dengan batuan yang lebih padat di sekitarnya.

Dengan demikian, menurut Priyadarshi Chowdhury penulis utama studi dari Monash University, itu dapat mengangkat massa tanah ke atas dan pada akhirnya muncul ke permukaan air.

Meski begitu, tetap ada pertanyaan besar yang belum terjawab, tepatnya berapa banyak daratan yang tersingkap pada satu waktu dan berapa lama daratan ini tetap berada di atas air. Itu masih menjadi misteri.

Baca juga: Studi Ungkap Semua Penguin Berasal dari Benua ke-8 yang Telah Hilang

Akan tetapi, Chowdhury mencatat jika memang benua itu kembali tenggelam setelah sempat muncul di atas air, daratan ini akan memicu perubahan signifikan di permukaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com