Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Laporkan Lonjakan Kasus Flu Burung H5N6 pada Manusia

Kompas.com - 01/11/2021, 17:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas kesehatan China telah melaporkan 21 kasus flu burung H5N6 yang meningkat pada manusia. Hal ini membuat para ahli khawatir, tentang kemungkinan jenis flu yang saat ini beredar lebih menular daripada versi sebelumnya.

Menurut laporan tahun 2020 di jurnal Emerging Infectious Diseases (EID), para ilmuwan pertama kali mengidentifikasi flu burung H5N6 pada unggas di Laos pada 2013.

Kemudian, sejak 2014 total 49 kasus manusia yang terinfeksi H5N6 telah dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Flu Burung: Gejala, Cara Penularan, dan Cara Mencegah

Jumlah terbesar infeksi virus flu burung H5N6 terjadi di Provinsi Barat Daya Sichuan. Kasus ini juga telah dilaporkan di wilyah terdekat, yaitu Chongqing, Guangxi, Provinsi Guangdong, Anhui, dan Hunan.

Dilansir dari Live Science, Rabu (27/10/2021) sebanyak 21 kasus yang dilaporkan di China tahun ini telah mengakibatkan setidaknya enam kematian, sedangkan beberapa orang dilaporkan kritis.

“Peningkatan kasus (pada) manusia di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi,” ujar profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam, Thijs Kuiken.

Menurut laporan EID, infeksi H5N6 pada manusia memiliki tingkat kematian hingga 67 persen. Sementara itu, WHO telah mengonfirmasi di antara 21 orang yang terinfeksi di China, sebagian besar melakukan kontak dengan unggas.

Sejauh ini belum ada laporan kasus penularan dari manusia ke manusia.

“Bukti epidemiologi dan virologi yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa virus influenza A (H5N6) belum memiliki kemampuan untuk menularkan secara berkelanjutan di antara manusia, sehingga kemungkinan penyebaran dari manusia ke manusia rendah,” kata juru bicara WHO.

Baca juga: Virus Flu Burung H5N8 yang Menginfeksi 7 Orang di Rusia Lebih Mudah Menular

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, bahwa pengawasan geografis yang lebih luas dari daerah terdampak di China maupun daerah sekitarnya sangat diperlukan untuk mengetahui sebab dari meningkatnya kasus tersebut.

Kuiken menyebut, mungkin ada peningkatan virus H5N6 yang signifikan di antara unggas, sehingga mengakibatkan lebih banyak paparan virus pada manusia.

Melansir Reuters, Selasa (26/10/2021) sejak ditemukannya kasus pertama kali, seorang wanita berusia 60 tahun di provinsi Hunan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat influenza H5N6 pada 13 Oktober lalu.

Meski Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China (CDC) belum memberikan keterangan apapun terkait hal ini, terdapat penelitian di laman webnya yang menuliskan peningkatan keragaman genetik dan distribusi geografis H5N6 menimbulkan ancaman serius bagi industri unggas maupun kesehatan manusia.

Virus flu burung terus-menerus beredar melalui unggas domestik serta unggas liar, tetapi jarang menginfeksi manusia.

Namun, evolusi virus yang meningkat seiring pertumbuhan populasi unggas, menjadi perhatian utama, karena berpotensi menyebar dengan mudah antar manusia hingga menyebabkan pandemi.

Baca juga: Flu Burung H10N3 di China, Apakah Virus Ini Berbahaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com