Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Di Ketinggian Berapa Kita Bisa Melihat Kelengkungan Bumi? | Ditemukan Mumi Berbaju Flamboyan

Kompas.com - 29/10/2021, 08:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Bumi itu bulat. Pembahasan terkait di ketinggian berapa kita bisa melihat kelengkungan Bumi pun menjadi salah satu berita populer Sains.

Selain itu, temuan mumi berbaju flamboyan yang ditemukan ahli di China akhir-akhir ini pun menjadi petunjuk baru kehidupan di zaman perunggu.

Berita soal 4 burung paling berbahaya hingga tragedi hiu gigit manusia yang sepertinya salah identifikasi mangsa pun menjadi berita populer lainnya.

Berikut rangkuman berita populer Sains sepanjang Kamis (28/10/2021) hingga Jumat (29/9/2021) pagi.

Di ketinggian berapa kita bisa melihat kelengkungan bumi?

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, memang ada ketinggian minimal untuk kita dapat mengamati sisi lengkung Bumi.

Ketinggian minimal tersebut bisa diperhitungkan dengan rumus Daya Urai Reayleigh, yaitu kemampuan mata untuk memisahkan atau membedakan dua objek yang jaraknya berdekatan, sehingga terlihat menjadi dua benda yang terpisah satu sama lain.

Di mana di dalam rumus tersebut, terdapat panjang gelombang visual mata (5550 A, spektrum hijau), jarak dari pengamat ke ujung horison (meter atau km), dan diamater pupil manusia (4 mm jika tak berakomodasi, 8 mm jika berakomodasi maksimum). Berakomodasi maksudnya menggunakan alat bantu optik.

Selain rumus Daya Urai Rayleigh, Andi berkata, untuk mengetahui ketinggian minimum melihat kelengkungan Bumi, digunakan juga rumus Jarak Horisun, Sudut Kerendahan Ufuk (dip) dan tinggi temberang.

Untuk melihat kelengkungan Bumi dengan alat bantu optik, kita perlu berada di ketinggian minimun 111,7811 kilometer di atas permukaan Bumi.

Sementara jika kita ingin melihat kelengkungan Bumi, artinya kita harus berada di lokasi lebih tinggi lagi, yakni minimum sekitar 234,5559 kilometer di atas permukaan Bumi.

Selengkapnya baca di sini:

Di Ketinggian Berapa Kita Bisa Melihat Kelengkungan Bumi? Ini Kata Lapan

Burung paling berbahaya di dunia

Banyak orang yang gemar menjadikan burung sebagai hewan peliharaan karena suaranya yang merdu dan bulunya yang cantik.

Namun, di alam liar, terdapat beberapa jenis burung yang dinobatkan sebagai burung yang paling berbahaya di dunia.

Salah satu burung yang dianggap berbahaya adalah kasuari karena dapat membunuh manusia dengan pukulan kakinya.

Selain kasuari, burung berbahaya lainnya adalah burung unta, burung emu, dan burung lammergeier.

Selengkapnya baca di sini:

4 Burung Paling Berbahaya di Dunia

Hiu gigit manusia karena salah identifikasi mangsa

Meski jarang terjadi, namun kasus hiu menggigit manusia hampir selalu menarik perhatian khalayak dan menyebabkan kekhawatiran publik.

Hal tersebut rupanya juga membuat para peneliti bertanya-tanya, mengapa hiu melakukan penyerangan dan menggigit manusia yang sedang beraktivitas di lautan.

Sebuah studi baru akhirnya berhasil menjawab teka-teki tersebut.

Mengutip New Scientist, Kamis (28/10/2021) peneliti menyebut bahwa dari sudut pandang hiu, manusia dan anjing laut - yang merupakan mangsa hiu, terlihat sangat mirip di dalam air.
Sehingga, kejadian gigitan pada manusia kemungkinan merupakan kasus kesalahan hiu dalam identifikasi mangsa.

Selengkapnya baca di sini:

Ilmuwan Ungkap Kesalahan Identifikasi Mangsa Bikin Hiu Gigit Manusia

Misteri temuan mumi berbaju flamboyan

Temuan ratusan mumi manusia yang terawetkan secara alami di sebuah wilayah bernama Cekungan Tarim, China, sudah lama membingungkan para arkeolog. Sebab, mumi-mumi ini ditemukan berbaju flamboyan nan mewah.

Bagaimana tidak, mumi yang berasal dari 2000 SM hingga sekitar 200 M ini ditemukan di antara berkilo-kilometer bukit pasir dan jauh dari laut mana pun.

Tapi tak hanya itu saja, mumi terawetkan dengan sangat baik, seperti baru saja meninggal. Rambut para mumi ini saat ditemukan masih utuh.

Mereka juga mengenakan pakaian mewah dan dikuburkan di peti mati unik yang berbentuk perahu. Namun siapakah mumi-mumi berbaju mewah ini, itu masih teka-teki.

Kini tim peneliti internasional kembali menganalisis temuan mumi-mumi tersebut untuk menguak siapa sebenarnya orang-orang tersebut.

Mengutip Gizmodo, Kamis (28/10/2021) meski ditemukan di wilayah yang saat ini yang menjadi bagian Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang, China, orang-orang ini rupanya tak bermigrasi dari stepa Laut Hitam, Iran atau tempat lainnya.

Selengkapnya baca di sini:

Temuan Mumi Berbaju Flamboyan Jadi Petunjuk Baru Kehidupan Zaman Perunggu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com