Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Gas Rumah Kaca Mencapai Tingkat Rekor Tahun Lalu, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 27/10/2021, 13:01 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Baru-baru ini, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan bahwa konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer meningkat dan mencapai tingkat rekor tahun lalu.

Hal ini termasuk dalam peringatan keras yang diberikan ketika Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris sekaligus tuan rumah COP26, yang mengaku sangat khawatir tentang kemajuan yang didapatkan masih jauh dari yang dibutuhkan, dilansir dari Science Alert, Selasa (26/10/2021).

"Saya sangat khawatir karena ini mungkin berjalan ke arah yang salah," kata Johson.

Kendati demikian, Johnson tetap berharap kesepakatan dapat dilakukan pada COP26 yang dilaksanakan selama 12 hari untuk mengurangi emisi karbon serta membatasi kenaikan suhu di masa depan.

COP26 merupakan Konferensi Perubahan Ilkim yang diselenggarakan oleh PBB di Glasgow, Skotlandia dari 31 Oktober 2021 hingga 12 November 2021 mendatang.

Baca juga: Pemanasan Global, Emisi Gas Rumah Kaca Masih Tinggi di Atmosfer

 

Dampak emisi gas rumah kaca

Selain itu, terkait dampak emisi gas rumah kaca, WMO mengatakan dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca akan mengakibatkan cuaca yang lebih ekstrem.

Bahkan, dampaknya akan meluas terhadap lingkungan, ekonomi bahkan kemanusiaan.

Meskipun adanya perlambatan ekonomi karena pandemi Covid-19 yang memicu penurunan sementara emisi baru, hal tersebut tidak berdampak nyata pada penurunan tingkat konsentrasi gas rumah kaca.

Hal serupa juga diungkapkan pada The Greenhouse Gas Bulletin, yang mengatakan bahwa tingkat kenaikan gas rumah kaca berada di atas rata-rata tahunan antara 2011 dan 2020, serta terus berlanjut pada 2021.

"The Greenhouse Gas Bulletin berisi pesan ilmiah yang gamblang untuk para negosiator perubahan iklim di COP26," kata Petteri Taalas, selaku Sekretaris Jenderal WMO.

Tidak hanya itu, WMO kembali mengatakan bahwa selama emisi gas rumah kaca berlanjut, maka suhu global akan terus meningkat.

Baca juga: Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Tingkatkan Budidaya Udang Indonesia

Ilustrasi penyebab efek rumah kaca.FREEPIK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi penyebab efek rumah kaca.

Ditambah lagi dengan karbon dioksida (CO2) yang bertahan lama, maka tingkat suhu yang telah diamati akan bertahan selama beberapa dekade, meskipun jika emisi dikurangi dengan cepat menjadi nol.

Bahkan, secara mengkhawatirkan, bagian tenggara hutan Amazon, yang telah lama menjadi penyerap karbon, kini telah berubah menjadi sumber emisi karbon akibat deforestasi.

Adapun peningkatan konsentrasi emisi gas rumah kaca saat ini sudah jauh dari jalur.

Penyebabnya adalah karena peningkatan suhu pada akhir abad ini jauh melebihi target Perjanjian Paris sebanyak 1,5 hingga 2 derajat Celsius di atas tingkat pra industri.

Baca juga: PLTU Baru Makin Tingkatkan Potensi Emisi Gas Rumah Kaca, Kok Bisa?

 

"Kami jauh dari jalur," ujar Taalas.

Oleh karena itu, perlu untuk meninjau kembali sistem industri, energi, transportasi hingga segala aspek kehidupan.

Perubahan yang diperlukan untuk mengurangi dampak emisi gas rumah kaca adalah yang terjangkau secara ekonomi dan memungkinkan secara teknis.

"Tidak ada waktu untuk kalah." tegas Taalas.

Baca juga: 5 Hal Sederhana untuk Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com