Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Perjalanan Masuknya Virus Corona ke Dalam Tubuh sampai Merusak Organ

Kompas.com - 27/10/2021, 10:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Covid-19 merupakan penyakit baru yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome-related Coronavirus (SARS-CoV-2).

Meskipun kasus infeksi jenis virus corona baru ini telah menjadi pandemi di dunia, masih banyak sekali misteri ilmiah yang terus digali oleh para ahli untuk mengidentifikasi dan mengetahui perkembangan virus agresif yang satu ini.

Ahli alergi dan imunologi, Prof Dr dr Iris Rengganis Sp.PD-KAI, dalam diskusi daring bertajuk "Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Bertahan dengan Cara Sekarang atau Ada Terobosan Perubahan?", Sabtu (23/10/2021), mengatakan, banyak hal yang masih harus dipelajari lagi.

Baca juga: Pemerintah Optimis Covid-19 Akan Berstatus Endemi, Ini 3 Tahap Persiapannya

Namun, apa yang sudah kita ketahui saat ini juga bisa menjadi pembelajaran untuk melakukan analisis, diagnosis, ataupun pencegahan agar tidak terjadi penambahan korban akibat infeksi Covid-19.

Dalam kesempatan tersebut, Iris membagikan pengetahuan lengkap mengenal bagaimana proses awal virus corona SARS-CoV-2 ini bisa menginfeksi organ tubuh pasien dari dalam.

Proses awal infeksi virus corona

Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 merupakan jenis baru dari ribuan virus corona, dan menjadi yang ketujuh dalam menginfeksi manusia.

Virus SARS-CoV-2 ini menginfeksi manusia melalui percikan droplet yang kemudian terhirup dari hidung, masuk melalui mulut ataupun mata.

Diketahui bahwa virus SARS-CoV-2 bisa menempel di berbagai permukaan benda dalam beberapa waktu, yang memperbesar risiko infeksinya terhadap manusia.

Ditemukannya varian-varian baru yang muncul dengan sifat yang lebih mudah menular, agresif, dan meningkatkan keparahan pasien juga menambah deret polemik baru dari penyakit yang baru muncul di akhir tahun 2019 ini.

Seperti pada dasarnya virus lainnya, Iris menjelaskan bahwa virus SARS-CoV-2 juga membutuhkan sel inangnya untuk bisa berkembang biak di dalam tubuh.

Diketahui bahwa sel inang atau reseptor yang dijadikan tempat menempel dan berkembang biaknya virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh manusia adalah Angiotensin Converting Enzyme 2 (reseptor ACE2). 

Reseptor ACE2 ini paling banyak dijumpai di organ paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus manusia.

Baca juga: Epidemi Virus Corona Pertama Kali Menyerang 21.000 Tahun Lalu

Ilustrasi virus corona di dalam organ paru-paru. Jumlah virus corona yang tinggi di dalam paru-paru menjadi penyebab kematian Covid-19.SHUTTERSTOCK/ker_vii Ilustrasi virus corona di dalam organ paru-paru. Jumlah virus corona yang tinggi di dalam paru-paru menjadi penyebab kematian Covid-19.

Ikatan antara reseptor ACE2 dan virus corona pada mukosa sel (droplet) diaktifkan oleh Trans Membran Protease Serin 2  (TMPRSS2) sebelum masuk ke dalam sel.

Setelah masuk ke dalam sel, virus corona akan bereplikasi dengan peran Main Protease (MPRO) atau disebut juga 3CLpro (3 Chymotripsin Like Protease).

"TMPRSS2 dan reseptor ACE2 merupakan gerbang masuknya virus corona ke dalam sel manusia," jelasnya.

Baca juga: Ilmuwan Bikin Atlas untuk Memetakan Antibodi terhadap Virus Corona, Untuk Apa?

Spike protein virus corona akan berikatan dengan reseptor ACE2 lalu diaktivasi oleh TMPRSS2, kemudian virus corona masuk ke dalam sel dan bereplikasi.

Setelah diaktivasi oleh TMPRSS2, virus corona akan mudah masuk ke dalam sel, bereplikasi dengan peran dari Main Protease (Mpro) lalu menimbulkan respon imun, termasuk pembentukan sitokin.

Main protease atau Chymotrypsin Like Protease (3CL pro) berperan penting dalam replikasi virus.

Pembentukan sitokin dalam Covid-19

Dokter spesialis paru, dr. Handoko Gunawan, Sp.P, FCCP, mengatakan, masuknya virus corona ke dalam sel memicu respons imun tubuh, termasuk pembentukan sitokin.

Sitokin adalah bagian dari respons imunitas tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan, tetapi jika produksi sitokin terlalu banyak maka yang timbul ialah badai sitokin.

"Badai sitokin berdampak pada kerusakan multi-organ, bahkan kematian," tegasnya.

Gangguan keseimbangan imunitas yang terjadi akhirnya memproduksi sitokin berlebihan, sehingga terjadi berbagai kerusakan, terutama peradangan hebat.

Dengan begitu, radikal bebas dalam bentuk Reactive Oxygen Species (ROS) akan meningkat, yang kemudian menghasilkan stres oksidatif.

Stres oksidatif yang berkepanjangan memicu kerusakan sel mitokondria, jaringan, dan organ produksi Adenosine Tri Phosphate (ATP) atau energi selular menurun, sehingga fungsi organ dan kekuatan otot juga menurun.

Banyak sekali organ yang bisa terdampak penurunan fungsi hingga kerusakan akibat infeksi virus SARS-CoV-2 ini, di antaranya paru, ginjal, jantung, mata, hati saluran pencernaan, dan saluran pernapasan, serta otak dan sistem saraf.

"Adanya badai sitokin ini juga menimbulkan gangguan pada organ tubuh lainnya, seperti pada otak yang bisa menyebabkan suplai darah ke otak tersumbat," kata Handoko.

Baca juga: Ahli Sebut Terobosan Baru Akan Membantu Kita Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Ilustrasi virus corona menyebabkan pembekuan darah.SHUTTERSTOCK/Design_Cells Ilustrasi virus corona menyebabkan pembekuan darah.

Akibat suplai darah ke otak tersumbar, pasien bisa mengalami stroke, pembengkakan otak, demensia atau lupa ingatan, kejang, sumbatan pada pembuluh darah jantung, bahkan kematian.

Selain itu, jika pasien mengalami badai sitokin yang cukup parah, risiko kesakitan atau keparahan dari gejala yang dialaminya juga meningkat.

"Akibat dari badai sitokin pada Covid-19, pasien bisa mengalami long covid karena kerusakan sel dan peradangan kronis," tambah Iris.

Baca juga: 70 Persen Penyintas Covid-19 Alami Gejala Long Covid

Pasien juga bisa mengalami sakit diabetes melitus tipe 2 akibat meningkatnya resistensi insulin, kerusakan sel, serta peradangan kronis yang terjadi saat ia mengalami badai sitokin.

Gangguan ginjal dan penyakit lain sesuai dengan organ yang terdampak juga diakibatkan oleh kerusakan sel serta peradangan kronis ini.

Pencegahan infeksi virus corona masuk ke dalam tubuh

Nah, dalam proses pencegahan inilah, kata Iris, seharusnya menjadi dasar terobosan baru yang bisa membantu kita dalam hidup berdampingan dengan Covid-19 ini ke depannya.

Selain menjalankan atau menerapkan protokol kesehatan, pemberian vaksinasi untuk membantu membentuk antibodi juga harus terus dijalankan.

Namun, vaksinasi ini tidak dapat menghambat proses infeksi virus corona masuk ke dalam tubuh dan antibodi yang terbentuk tidak memberi kekebalan 100 persen terhadap virus corona yang telah bermutasi lebih dari 10 varian.

Penggunaan vitamin dan mineral juga tidak dapat menghambat proses infeksi virus corona masuk ke dalam tubuh, tetapi baik untuk membantu sistem imun khususnya sel darah putih untuk memberikan respons terhadap virus corona.

Sehingga, membutuhkan pertimbangan terobosan baru dalam pencegahan Covid-19 untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan menhambar replikasi virus corona.

"Jika saja TMPRSS2 itu dihambat, virus corona tidak dapat masuk ke dalam sel manusia dan mengurangi risiko infeksi," tegas Iris.

Tidak hanya itu, penghambatan terhadap enzim Main Protease juga dapat menghambat replikasi virus sehingga mengurangi risiko infeksi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Ini 6 Cara Mencegah Infeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com