Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Etika, Salah Satu Badak Putih Utara Terakhir di Dunia Pensiun dari Program Breeding

Kompas.com - 26/10/2021, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengumumkan salah satu Badak Putih Utara terakhir di dunia pensiun dari program breeding.

Badak betina berusia 32 tahun bernama Najin bersama anaknya Fatu merupakan badak terakhir yang hidup di dunia.

Ilmuwan pun mengupayakan berbagai cara untuk menambah populasi sub spesies ini, salah satunya dengan program breeding atau reproduksi buatan.

Namun dalam siaran persnya, tim peneliti dari Konsorsium biorescue akhirnya mengumumkan jika sel telur Najin tak akan lagi diambil dengan alasan etika.

Baca juga: Selamatkan Spesies Langka, Ahli Ambil Sel Telur Badak Putih Utara Terakhir

Mengutip CNN, Senin (25/10/2021) badak menjadi target pemburu untuk diambil culanya. Bagian tubuh mereka itu menurut kepercayaan di Asia mempu menyembuhkan berbagai penyakit. Akibatnya sub spesies Badak Putih Utara ada di ambang kepunahan.

Najin sendiri lahir di taman Safari di Republik Ceko pada 1989. Ia kemudian dipindahkan ke Conservancy OL Pejeta di Kenya pada 2009 sebagai bagian dari program breeding untuk mengembalikan kembali populasi.

Najin dan Fatu sebenarnya dipindahkan bersama-sama dengan dua jantan terakhir Badak Putih Utara di dunia. Sayangnya mereka mati pada 2014 dan 2018.

Setelah para jantan mati, program breeding masih berlangsung menggunakan sperma yang sudah diambil sebelumnya.

Ilmuwan kemudian mengambil sel telur betina dan kemudian dibuahi di laboratorium. Tetapi kehamilan tak dapat berkembang dengan baik.

Kini dengan pensiunnya Najin, Fatu pun otomatis akan menjadi badak putih terakhir yang menjalani program breeding.

Para peneliti yang dipimpin oleh Leibniz Institute For Zoo dan Wildlife Research di Jerman mengungkapkan, jika mereka telah membuat keputusan yang sulit setelah melakukan penilaian etis yang mendalam.

Baca juga: Hari Badak Sedunia, Ini Spesies Badak yang Hidup di Indonesia

Menurut peneliti, sel telur Najin tak ada yang bisa dibuahi dengan sukses untuk menjadi embrio. Apalagi, peneliti juga menemukan beberapa tumor kecil jinak pada organ reproduksinya.

"Dengan pertimbangan tersebut, menghentikan intervensi lebih lanjut sebagai donor sel telur merupakan keputusan yang paling bertanggung jawab," tulis peneliti dalam keterangannya.

Najin tetap akan menjadi bagian program ini dengan peran yang berbeda, misalnya dengan memberikan sampel jaringan yang dapat dilakukan dengan invasi minimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com