Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 17:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan kondisi dampak La Nina bagi Indonesia akan relatif sama dengan tahun 2020 lalu, tetapi terjadi perluasan wilayah terdampak.

Peringatan dini La Nina dan dampak wilayah terdampak ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Daring dan Luring BMKG, Senin (18/10/2021).

Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian La Nina BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.

Terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Maka, kata Dwikorita, potensi La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

Baca juga: BMKG Monitor Adanya Fenomena La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

 

"Gambarannya kurang lebih masih sama seperti 2020, tetapi (wilayah terkena dampak La Nina) makin meluas ya," kata dia.

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Fenomena La Nina terjadi ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.

Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.

Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun.

Sehingga, pada umumnya dampak La Nina menyebabkan meningkatnya penambahan pembentukan awan-awan hujan dan massa udara basah tersebut akan meningkatkan pula curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.

Baca juga: Waspada, BMKG Keluarkan Peringatan Dini La Nina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com