Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2021, 12:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Program global yang membantu negara miskin mendapat vaksin, tes, dan pengobatan Covid-19 berencana mengamankan obat-obatan antivirus untuk pasien bergejala ringan.

Menurut draf dokumen yang dilihat Reuters, program yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini akan memberi obat antivirus tersebut dengan harga terendah 10 dollar AS atau sekitar Rp 140.770 per paket.

Dilansir dari Reuters, Rabu (20/10/2021), pil eksperimental molnupiravir buatan Merck & Co (MRK.N) kemungkinan besar menjadi salah satu obat yang akan dibeli WHO.

Dalam dokumen Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A) itu, dipaparkan bahwa hingga September 2022 program tersebut akan melakukan pengadaan obat-obatan untuk mengobati 120 juta pasien secara global.

Baca juga: Merck, Sharp & Dohme Ajukan Izin Darurat Obat Covid-19 Molnupiravir

Mereka memperkirakan, dalam 12 bulan ke depan akan ada 200 juta kasus Covid-19 baru.

Tak hanya itu, program tersebut juga akan mengirim sekitar 1 miliar alat tes Covid-19 ke negara-negara miskin.

Rencana tersebut menyoroti bagaimana WHO ingin menopang pasokan obat-obatan dan tes Covid-19 dengan harga relatif rendah setelah badan PBB itu "kalah" dalam perlombaan menyimpan vaksin Covid-19 dari negara-negara kaya.

Dengan obat-obatan ditopang oleh WHO, ada kesempatan bagi negara miskin untuk memperoleh obat-obatan itu dengan harga yang lebih rendah.

Di sisi lain, juru bicara ACT-A mengatakan bahwa dokumen tertanggal 13 Oktober 2021 itu masih dalam tahap konsultasi.

Oleh sebab itu, dia menolak mengomentari isinya sebelum difinalisasi.

Namun, dokumen tersebut akan dikirim ke para pemimpin global menjelang KTT G20 di Roma pada akhir bulan ini.

ACT-A meminta KTT G20 dan donor lainnya untuk menyumbang dana tambahan sebesar 22,8 miliar dollar AS (Rp 320,1 triliun) hingga September 2022.

Dana itu akan dipakai untuk membeli dan mendistribusikan vaksin, obat-obatan, dan tes Covid-19 ke negara-negara miskin supaya mempersempit kesenjangan pasokan dengan negara kaya.

Para donor sejauh ini telah menjanjikan 18,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 260 triliun) untuk program tersebut.

Permintaan dana itu didasarkan pada perkiraan rinci harga obat, perawatan dan tes, yang memperhitungkan pengeluaran terbesar selain ongkos distribusi vaksin.

Halaman:
Sumber Reuters


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com